Polisi Gempur Demonstran di Ukraina, 21 Orang Tewas

Bentrokan antara demonstran dan polisi di Kiev, Ukraina (18/2/14))
Sumber :
  • REUTERS/David Mdzinarishvili

VIVAnews - Bentrokan berdarah kembali pecah di ibukota Ukraina, Kiev, Selasa hingga Rabu dini hari waktu setempat. Sebanyak 21 orang tewas dan ribuan lainnya terluka saat polisi berusaha membubarkan demonstrasi di pusat kota yang telah berlangsung sejak tahun lalu.

Diberitakan Reuters, bentrokan dimulai pada Selasa, 18 Februari 2014 ketika polisi menggempur pusat demonstrasi di Alun-alun Kemerdekaan di Kiev. Aksi polisi ini mendapatkan perlawanan sengit dari demonstran yang bersenjatakan tongkat dan mengenakan helm serta pelindung tubuh.

Langkah polisi ini dilakukan setelah demonstrasi mulai meluas hingga ke luar Kiev. Para demonstran disebut telah bertindak anarkis dengan menyerang polisi dan kantor pemerintahan di beberapa wilayah.

Dalam bentrokan tersebut, terjadi sebuah ledakan besar. Polisi dilempari batu bata, kayu dan Molotov. Polisi menggunakan granat kejut dan meriam air untuk mengendalikan massa yang beringas. Kepulan asap dan kobaran api terlihat dari titik bentrokan.

CNN mencatat, 21 orang tewas dalam insiden tersebut. Sebagian besar karena diterjang peluru dan ledakan. Lebih dari 2.000 demonstran terluka, sebagian dalam keadaan kritis. Sementara dari kubu polisi terluka 40 orang.

Demonstrasi ribuan orang ini telah dimulai sejak November lalu di Kiev saat Presiden Victor Yanukovich membatalkan kerja sama dagang dengan Uni Eropa dan mulai mendekati Rusia. Massa menolak negara pecahan Uni Soviet itu kembali dalam genggaman Kremlin.

Rencananya Yanukovich akan segera menyampaikan pidato kenegaraannya menyusul bentrokan tersebut. Sebelumnya, dia telah bertemu dengan pemimpin oposisi Vitali Klitschko namun tidak membuahkan solusi. Klitschko dan para pemimpin oposisi lainnya mendesak Yanukovich untuk menarik polisi dari Kiev.

Insiden terbaru ini memicu keprihatinan dari negara tetangga di Eropa. Komisi Uni Eropa untuk kebijakan negara tetangga, Stefan Fule, mengaku terkejut dengan banyaknya korban yang jatuh.

Punya Kekuatan Perang Nabi Muhammad, Ini Rudal Iran yang Bikin Israel Ciut

"Saya telah menelpon Perdana Menteri sementara Serhiy Arbuzov, menyampaikan kengerian saya melihat polisi khusus yang membawa senapan Kalashnikov. Dia menjamin bahwa pemerintahnya akan melakukan semampunya agar senapan itu tidak ditembakkan. Demi Ukraina dan masa depannya, saya berdoa dia berbicara benar," kata Arbuzov.

Beberapa negara langsung mengeluarkan peringatan berkunjung dan himbauan bagi warganya di Ukraina. Salah satunya adalah Amerika Serikat yang memerintahkan warganya untuk menghindari lokasi protes.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mendesak pemerintah dan oposisi segera menggelar dialog demi dihentikannya kekerasan.

"Kami juga menyerukan demonstran untuk menahan diri dari kekerasan apapun juga. Perpecahan di Ukraina tidak akan bisa selesai jika lebih banyak lagi darah orang tidak berdosa yang tumpah," kata Kerry. (eh)

19 Pati TNI Naik Pangkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya
Waketum Partai Nasdem Ahmad Ali usai bertemu dengan capres pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Selasa, 23 April 2024

Temui Prabowo, Waketum Nasdem Sebut Tak Ada Pembicaraan Politik

Menurut Ahmad Ali, kedatangannya menemui Prabowo tidak mewakili siapapun, termasuk Nasdem.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024