Gempa L'Aquila Italia

Tangisan Mengiringi Pemakaman Masal

VIVAnews - Pemandangan mengharu biru terlihat dalam barisan pelayat di L'Aquila, Itali, Jumat, 10 April 2009. Tetesan air mata dan tangisan tersedu-sedu terdengar di antara 200 peti mati yang terjejer ditempat peristirahatan.

Hari Jumat ini menjadi hari berduka bersama kebanyakan warga Itali atas pemakaman masal di L'Aquila. Duka atas satu generasi untuk gempa yang menghantam wilayah ini. Sebab, sedikitnya dua puluh anak-anak dan remaja tewas, serta puluhan lainnya terluka akibat guncangan gempa berskala 6,3 sekala richter itu.

Paus Benedictus XVI mengirim pesan berduka dan memberikan harapan bagi mereka yang selamat, sedangkan Silvio Berlusconi memberikan semangat bahwa tindakan perlu untuk mereka-mereka yang masih bertahan. "Kita harus bergerak untuk mereka yang bisa bertahan karena begitu banyak kesakitan di sini," katanya.

Akibat gempa yang mengguncang wilayah L'Aquila dan 26 kota lain, Minggu lalu, lebih dari 289 orang meninggal dunia dan 40 ribu lainnya kehilangan rumah. Seranggan Minggu Agung ini telah menggubah Minggu yang suci menjadi derita bagi negeri Katolik Roma.

Dalam pemakaman masal ini banyak pelayat yang berduka dan mengatakan kata selamat tinggal. Mereka umumnya sedih disertai amarah yang mendalam. Marah karena tidak adil, marah karena tidak biasa, dan marah karena tidak ada masa depan.

"Hanya solidaritas yang bisa mengatasi kepedihan ini," kata Benedictus. (AP)

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali

Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Berita tentang nasib dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi yang terpopuler.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024