Angela Merkel: Belum Terlambat Damaikan Rusia-Ukraina

Pasukan Rusia tanpa identitas berpatroli di Crimea, Ukraina.
Sumber :
  • REUTERS/Baz Ratner

VIVAnews - Kanselir Jerman Angela Merkel percaya bahwa perdamaian politik antara Rusia dan Ukraina masih belum terlambat dan perang bisa dihindari. Upaya tersebut berkaitan dengan proposal yang telah dikirimkan Merkel pada kedua pemimpin besar dunia, Putin dan Obama, yang kini tengah bersitegang soal pendudukan Rusia di Crimea, kawasan strategis berstatus otonomi di Ukraina.

Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa

Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia

Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin tetap berkeras untuk mempertahankan pasukan militernya di Crimea, tanpa peduli sanksi ekonomi dari negara-negara Barat yang telah disampaikan secara langsung oleh Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. 

Dilansir Reuters, Senin 3 Maret 2014, Kanselir Merkel telah mengirimkan proposal "fact-finding mission" atau misi pencarian fakta yang berkaitan dengan ancaman terhadap warga Rusia yang berdomisili di Crimea dan Ukraina Timur, yang menjadi alasan utama Rusia menurunkan pasukan di Crimea. 

Waspada! Buaya Masih Berkeliaran di Kolam Ikan Milik Warga Medan Labuhan

"Presiden Putin telah menerima proposal yang diajukan Kanselir Jerman untuk segera membentuk komisi dan grup kontak yang akan mencari tahu fakta sebenarnya dan juga melakukan dialog terbuka dengan Ukraina," sebut juru bicara Pemerintah Jerman, Georg Streiter.

Selain itu, perwakilan Merkel menyebutkan bahwa Kanselir Jerman itu yakin pintu perdamaian masih terbuka. "Belum terlambat untuk menyelesaikan krisis ini dengan cara politis," tutur juru bicara Merkel, Steffen Seibert. 

Namun demikian, Merkel juga meminta agar Putin menarik pasukannya dari Crimea demi menghormati wilayah teritorial Ukraina.

Siaga perang

Kendati dunia mengecam aksi provokatif Rusia terhadap Ukraina dengan menduduki Crimea, tentara Rusia masih terlihat berkeliaran di wilayah otonomi Ukraina tersebut. Sejak Minggu, 2 Maret 2014, tampak ratusan tentara Rusia mengepung basis militer Ukraina. 

Di lain pihak, di pintu masuk fasilitas militer tersebut, terlihat sekitar dua lusin tentara Ukraina berjaga. Mereka juga menempatkan sebuah tank.

Merespons "agresi" yang dilakukan Rusia, Pemerintah Sementara Ukraina telah memerintahkan pihak militernya untuk siaga perang. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya