Bank Rusia Mulai Rasakan Dampak Sanksi AS dan UE

Presiden Rusia Vladimir Putin
Sumber :
  • REUTERS/Michael Klimentyev/RIA Novosti/Kremlin
VIVAnews
Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu
- Sanksi yang dijatuhkan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada Rusia pada Senin, 17 Maret 2014 mulai ikut dirasakan oleh bank di Negara Beruang Merah itu. Perusahaan kartu kredit yang berbasis di AS, Visa dan Master Card memblokir layanan mereka kepada beberapa bank di Rusia.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Stasiun berita
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
BBC , Sabtu 22 Maret 2014 melansir sejauh ini empat bank yang memiliki kaitan langsung dengan pejabat Rusia yang dimasukkan ke dalam daftar hitam AS mulai merasakan dampaknya. Sebab baik Visa dan Master Card, melarang memiliki kesepakatan apa pun dengan mereka yang telah disasar oleh Pemerintah Negeri Paman Sam.

Salah satu bank yang terkena dampaknya yakni Bank Rossiya. Menurut laporan AS, bank tersebut merupakan bank terbesar ke-15 di Rusia dan memiliki aset senilai US$12 miliar atau Rp171 triliun.


Bank yang berkantor pusat di kota St. Petersburg itu disasar oleh Washington karena dianggap sebagai bank yang layanannya kerap digunakan pejabat senior Rusia. Menurut pejabat AS, bank tersebut akan dikeluarkan dari dolar.


Aksi penghentian layanan kartu plastik tanpa pemberitahuan sebelumnya, dikecam oleh Bank Rossiya, karena dianggap sebagai tindakan yang melanggar hukum. Kecaman juga dikeluarkan oleh Presiden Vladimir Putin. Menurut dia, Bank Rossiya tidak terkait sama sekali dengan peristiwa yang terjadi di Crimea.


Menindaklanjuti hal itu, Putin berjanji akan membuka rekening di Bank Rossiya dan mentransfer sebagian gajinya ke sana.


"Secara pribadi, saya memang tidak memiliki akun di sana. Tetapi, pasti saya akan membuka akun baru pada Senin esok," ucap Putin dalam sebuah pertemuan di Dewan Keamanan Rusia.


Putin turut menginstruksikan kepada Bank Sentral Rusia untuk terlibat apabila diperlukan. Tetapi, untuk saat ini, sanksi yang dirasakan Bank Rossiya tidak berdampak serius terhadap kemampuan stabilitas keuangan dalam hal pemberian kredit.


Bank lainnya yang turut merasakan penghentian layanan dari Visa dan Master Card yaitu Bank SMP. Bank itu ikut dimasukkan ke dalam daftar hitam, lantaran dikendalikan oleh kakak beradik Arkady dan Boris Rotenberg. Keduanya merupakan pengusaha yang turut dijatuhkan sanksi oleh AS.


Bank SMP yang tercatat sebagai bank terbesar ke-39 di Rusia memiliki aset sebesar US$5 miliar atau Rp57 triliun. Perwakilan Bank SMP pun turut kesal dengan langkah yang ditempuh oleh Visa dan Master Card, karena perusahaan mereka disasar lantaran dimiliki oleh kakak beradik Rotenberg.


Selain kedua bank tadi, masih ada afiliasi bank milik Rossiya seperti Bank Sobin dan Bank Invest Kapital.


Kendati begitu, perwakilan Visa mengatakan lebih dari 99 persen bisnisnya di Rusia tidak merasakan dampak apa pun yang dijatuhkan oleh AS dan Uni Eropa.


Dampak yang cukup besar dirasakan oleh saham-saham milik warga Rusia. Nilainya anjlok cukup drastis pada Jumat kemarin, karena para investor tengah mempertimbangkan dampak sanksi yang dijatuhkan negara-negara barat terhadap Ukraina.


Nilai saham di bursa Micex yang dihargai dalam mata uang Rubel jatuh senilai 3 persen, sementara indeks harga saham di pasar RTS yang dihargai dalam dolar juga mengalami penurunan sebesar 3,6 persen.


Harga saham turun setelah Presiden AS, Barack Obama mengatakan adanya kemungkinan perpanjangan sanksi terhadap kunci ekonomi Rusia apabila negara Beruang Merah itu tetap mengambil langkah lebih jauh dalam urusan dalam negeri Ukraina.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya