Dubes RI Kembali ke Australia Akhir Mei Ini

Dubes RI untuk Austalia Nadjib Riphat Kesoema
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
Jokowi Launches Permanent Housing After Disaster in Central Sulawesi
VIVAnews - Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, akan segera kembali bertugas di KBRI Canberra paska ditarik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setelah terbongkarnya skandal penyadapan oleh intelijen Australia di media massa. Kendati dia belum mengetahui kapan tepatnya bisa kembali ke Canberra, Nadjib memprediksi akan segera kembali pada akhir Mei 2014. 

Gandeng IDH.ID, KoinWorks Sediakan Layanan Pay Later bagi UMKM dan Ritel
Demikian ungkap Nadjib yang dihubungi VIVAnews pada Minggu, 11 Mei 2014, melalui telepon. "Saya belum tahu kapan tepatnya saya akan kembali ke Canberra. Tetapi, menurut saya akhir bulan ini kemungkinan sudah kembali ke sana," ujar Nadjib. 

Jalan Salib Kolosal di Ruteng Ikut Dijaga Remaja Muslim, Ribuan Orang Menyaksikan
Dia mengatakan instruksi untuk segera kembali bertugas di KBRI Canberra telah disampaikan oleh Presiden SBY pekan lalu, setelah menghadiri acara Open Government Partnership yang batal dihadiri oleh Perdana Menteri Tony Abbott. Mantan Dubes RI untuk Belgia dan Uni Eropa itu mengatakan, keputusan untuk mengirim dia kembali ke Australia, tentu sudah melalui proses perhitungan yang matang dari Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa dan Presiden SBY. 

Nadjib pun membantah keputusan tersebut diambil oleh Presiden SBY semata-mata hanya karena adanya telepon dari Abbott pada tanggal 6 Mei lalu. Dalam telepon itu, Abbott menyatakan penyesalannya tidak dapat hadir dalam forum OGP.

"Tentu Presiden SBY memiliki penilaian mengenai hubungan kedua negara. Lagipula saya sudah cukup lama berada di Jakarta. Tanggal 18 Mei besok kan tepat enam bulan saya ditarik sejak November 2013," ujar Nadjib menjelaskan. 

Dia menambahkan dengan kembalinya ia ke Canberra maka hal tersebut turut mempengaruhi proses negosiasi tata kelakuan baik yang dicanangkan oleh Presiden SBY sebagai syarat pemulihan hubungan baik kedua negara. Menurut Nadjib, kepulangannya ke Canberra merupakan bagian dari proses negosiasi COC  tersebut. 

"RI saat ini terus bekerja keras untuk menuntaskan enam langkah tersebut. Kami berharap enam langkah itu bisa segera selesai," kata dia. 

Ditanya rencana yang akan dia lakukan saat kembali ke Canberra, Nadjib mengaku akan melakukan konsolidasi internal terlebih dahulu dengan tim di KBRI Canberra. Dia pun tidak menutup kemungkinan akan menjadi salah satu pejabat yang mendampingi Abbott untuk berkunjung ke Indonesia pada Juni mendatang. 

"Ya, bisa saja nanti saya turut menjadi elemen pendukung saat Abbott berkunjung ke Jakarta. Lagipula walau saya ditarik dari Canberra, semua kewenangan sebagai Dubes kan tidak dicabut. Semua perangkat diplomatik pun tetap ada di Canberra. Jadi, semuanya tetap bekerja seperti biasa, walau saya di Jakarta," papar Nadjib. 

Saling Percaya

Ditanya apakah dengan kembali ke Canberra maka rasa saling percaya di antara kedua negara sudah pulih, Nadjib enggan berspekulasi. Indonesia, ujar Nadjib akan terus bekerja agar rasa saling percaya itu tumbuh. 

"Saya menyerahkan kepada publik untuk menginterpretasikan sendiri soal pemulihan rasa saling percaya dua negara. Namun, walau saya masih di sini, Indonesia sudah berupaya keras untuk menuju ke arah sana (proses pemulihan hubungan kedua negara)," kata dia. 

Nadjib ditarik kembali ke Indonesia pada 18 November 2013 sebagai bentuk protes Pemerintah RI atas terkuaknya skandal penyadapan yang dilakukan oleh Badan Intelijen Australia (DSD) terhadap Presiden SBY dan Ibu Negara, Ani Yudhoyono. Informasi itu kemudian diberitakan oleh harian Sydney Morning Herald dan Guardian Australia. 

Kedua media itu memperoleh informasi dari dokumen mantan kontraktor Badan Intelijen Amerika Serikat (NSA), Edward J. Snowden. Selain menarik Dubesnya, RI juga menurunkan kualitas hubungan bilateral yang sebelumnya berada di tingkat kemitraan strategis. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya