Mesir Gelar Pemilu, Al-Sisi Diprediksi Menang Telak

Demonstran di Kairo Mesir mendukung Jenderal Abdel Fattah al-Sisi
Sumber :
  • REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/Files
VIVAnews -
Samson, Pemberontak OPM yang Serang Markas Koramil di Papua Tobat dan Serahkan Diri ke Prajurit TNI
Mesir menggelar pemilihan presiden pertama sejak digulingkannya Mohamed Morsi pada Juli tahun lalu. Dalam pemilu hari ini, Senin 26 Mei 2014, mantan pemimpin militer Mesir Abdel Fatah al-Sisi diprediksi menang mudah melawan rivalnya, Hamdeen Sabahi.

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 344,2 Triliun

Diberitakan
Aplikasi Ini Bisa Ubah Sudut Kosong Jadi Ruang Bermakna
Reuters , Sisi telah dianggap sebagai pemimpin Mesir setelah Morsi terguling. Bagi sebagian orang, Sisi juga dianggap pahlawan karena telah membubarkan Ikhwanul Muslimin yang disebutnya sebagai kelompok teroris.


Sisi diprediksi akan menang telak melawan Sabahi, seorang politisi sayap kiri yang sebelumnya kalah dalam pilpres melawan Morsi. Pada pemilihan umum bagi warga Mesir di luar negeri, Sisi mendapatkan 95 persen suara. Namun lembaga poling Pew Research Center memperkirakan Sisi akan menang 54 persen, sementara Sabahi 45 persen.


Lembaga yang didanai Uni Eropa dan Amerika Serikat, Democracy International diturunkan untuk mengawasi jalannya pemilu. Lebih dari 400.000 pasukan keamanan diturunkan ke berbagai tempat pemungutan di seluruh Mesir.


Sisi dianggap sebagai figur yang menciptakan kestabilan di Mesir. Selain itu, dia mengaku tahu betul permasalahan negara tersebut, termasuk krisis energi dan kekerasan ekstremis. Akibat masalah ini, kata dia, investor dan turis asing kabur, membuat perekonomian Mesir terpuruk.


"Tantangan yang ada di Mesir sangat banyak. Tapi saya yakin selama kerja serius dan berkelanjutan selama dua tahun, kita bisa mencapai kemajuan yang diinginkan rakyat Mesir," kata Sisi dalam wawancara dengan Reuters bulan ini.


Namun bagi pada Islamis, Morsi adalah seorang jenderal yang haus darah. Dia menangkapi ratusan anggota Ikhwanul Muslimin. Kelompok Amnesty International menyebut tindakannya itu sebagai pelanggaran HAM.


"Pemilu presiden Mesir tidak akan membersihkan catatan pelanggaran HAM di negara itu selama 10 bulan," tulis pernyataan Amnesty International.


Kelompok Islam khawatir Sisi akan jadi diktator seperti pemimpin dari militer sebelumnya. Sisi disebut hanya akan melindungi kepentingan politik dan ekonomi para jenderal dan pengusaha yang pernah berjaya di era sebelum tergulingnya Husni Mubarak.


Kekhawatiran ini disampaikan oleh ratusan orang yang masih turun ke jalan, menentang pemerintahan militer. "Jatuhlah rezim militer! Suara revolusi datang dari jalanan dan pabrik-pabrik! Roti! Kebebasan! Keadilan Sosial!" teriak massa pada demonstrasi Sabtu lalu. (Umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya