Wabah Ebola Tewaskan 360 Orang di 3 Negara Afrika

Dokter bekerja di ruang penelitian virus Ebola di Uganda
Sumber :
  • REUTERS/Edward Echwalu
VIVAnews -
Dua WNI Batal Terbang ke Paris Akibat Boarding Pass dan Visa Tertukar, Kinerja Kedutaan Disorot
Wabah Ebola semakin sulit dihentikan di Afrika. Jumlah korban tewas akibat penyakit ini mencapai 360 orang. Sebarannya juga meluas ke banyak titik, semakin rumit untuk ditanggulangi.

Mengenal Agama Sikh, Keyakinan yang Dianut Bunga Zainal dan Anak-anaknya

CNN
KPK Fires 66 Employees Who Accepted Bribes from Inmates
yang mengutip laporan WHO, Kamis 27 Juni 2014, ada 600 kasus warga terjangkit Ebola yang menewaskan ratusan orang di Guyana, Sierra Leone, dan Liberia. Epidemi ini sendiri dimulai Maret lalu. Menurut direktur operasi Dokter Lintas Batas (MSF) Bart Janssens, wabah itu mulai tidak bisa dikendalikan.

Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur medis di negara-negara tersebut yang minim. Selain itu, adanya rasa tidak percaya dari komunitas pedalaman saat tim medis dikirim ke wilayah mereka. Contohnya di Sierra Leone dan Guyana, suku asli melempari dengan batu tim medis yang hendak menyelidiki penyebaran penyakit ini.


Masalah lainnya adalah banyaknya titik sebaran Ebola. Padahal biasanya penyakit ini berkumpul di satu wilayah, membuatnya lebih mudah diatasi. Kali ini berbeda, tercatat ada 60 titik wabah di tiga negara tersebut.


Petugas medis meyakini penyebaran ini terjadi ketika warga yang terjangkit Ebola di ibu kota Guyana, Conakry, misalnya, bepergian ke banyak tempat. Tanpa sadar telah membawa virus, mereka menularkannya ke orang lain. Conakry yang berpopulasi dua juta orang terletak dekat dengan hutan, tempat yang diduga muasal Ebola.


Ebola adalah pembunuh berdarah dingin yang tersamar. Gejalanya persis seperti flu dengan sakit kepala, demam, dan lemas. Berikutnya yang mengerikan, penderita mengalami diare dan muntah-muntah. Setelah itu virus ebola mematikan kemampuan darah untuk membeku. Akibatnya, terjadi pendarahan dalam dan luar. Penderita kebanyakan tewas setelah 10 hari.


Belum ada obat atau vaksin untuk penyakit ini. Namun angka kematian akibat penyakit ini terus menurun. Sebelumnya persentase kematian bisa 90 persen, sekarang 60 persen. Wabah dinyatakan hilang setelah tidak ada lagi kasus baru dalam 42 hari, atau dua kali dari periode inkubasi Ebola.


MSF sendiri telah menurunkan lebih dari 300 stafnya beserta 40 ton perlengkapan dan pasokan medis. Kendati demikian, MSF mengaku ini belum cukup. "Walaupun telah diturunkan tim dan perlengkapan MSF ke tiga negara ini, tapi tidak ada tim lagi untuk menuju wilayah penyebaran baru," tulis MSF dalam pernyataannya. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya