Sumber :
- BBC/Mansi Thapliyal
VIVAnews - Sudah menjadi rahasia umum, sebagaian besar warga India tidak memiliki toilet di rumah mereka. Sehari-hari, mereka harus buang air kecil dan besar di semak-semak, atau yang kerap disebut toilet terbuka.
BBC edisi Kamis, 26 Juni 2014, merekam beratnya perjuangan yang dialami oleh para perempuan di India setiap hari. Tengok kisah Kailash, yang bermukim di Desa Kurmaali, sekitar 80 kilometer dari Ibu kota New Delhi.
Baca Juga :
5 Kontroversi Chandrika Chika, dari Hubungannya dengan Thariq Halilintar hingga Tersandung Narkoba
Untuk pergi ke toilet, Kailash, memiliki jadwal khusus dua kali sehari untuk pergi ke toilet. Biasanya, dia akan mengajak putrinya ke toilet terbuka tiap subuh sekitar pukul 04.00 waktu setempat dan menjelang magrib. Mereka juga membawa satu botol air minum untuk dibawa ke sana.
"Kami selalu pergi ke sana berkelompok. Kami tidak akan pernah membiarkan gadis-gadis kami sendiri," ujar Kailash.
Adik dia paling muda, Sonu menambahkan, mereka selalu pergi ke toilet terbuka. "Tidak pernah mampir ke mana pun, tidak pernah pergi seorang diri. Apabila kami melihat seorang laki-laki yang menghampiri, maka kami akan meneriaki dia beramai-ramai," ungkap Sonu.
Tiba di semak-semak, mereka masih harus memotong rumput yang tinggi. Sehingga, untuk ritual ke toilet itu saja menghabiskan waktu hingga 1,5 jam.
Menurut aturan tidak tertulis, kaum pria biasanya pergi ke toilet terbuka di waktu magrib. Namun, aturan tersebut sering kali dilanggar oleh kaum pria agar bisa mengintip lawan jenis mereka.
Kaum perempuan sendiri jarang mau terbuka mengaku mengenai hal ini.
Lalu, bagaimana bila mereka ingin buang air kecil di jelang antara subuh hingga magrib? Maka mereka tidak punya pilihan lain, selain menahan rasa ingin ke toiletnya hingga waktu tiba.
Pria tak butuh toilet
Sebagian besar pria di India, menurut laporan BBC, tidak membutuhkan toilet. Bahkan, seorang kepala sekolah di sekolah daerah Kurmaali, bertanya apa perlunya memiliki toilet.
Menurut seorang warga, Santraj, untuk membangun toilet, dibutuhkan biaya sekitar 10 ribu Rupee atau Rp2 juta. Nominal itu dua kali lipat dari gaji per bulan yang diterima warga setempat.
Santraj mengaku bisa memiliki sebuah toilet di rumahnya, karena dia hanya punya empat anak. Sementara itu, warga desa lainnya memiliki anak minimal lima. Kurangnya jumlah toilet ini pun, ujar Santraj, sering kali tidak menjadi masalah bagi pria di India.
"Pria dapat melakukannya di mana saja. Hanya perempuan yang perlu perlindungan dan penutup," ungkap Santraj.
Bahkan, di kota-kota besar sekali pun, sudah hal umum melihat pria buang air kecil di sembarang tempat.
Di Kurmaali sendiri, keluarga kerap meminta toilet sebagai salah satu mas kawin. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Adik dia paling muda, Sonu menambahkan, mereka selalu pergi ke toilet terbuka. "Tidak pernah mampir ke mana pun, tidak pernah pergi seorang diri. Apabila kami melihat seorang laki-laki yang menghampiri, maka kami akan meneriaki dia beramai-ramai," ungkap Sonu.
