Survei: Ketakutan terhadap Islam Ekstremis Meningkat di Dunia

Demonstrasi memprotes penculikan 200 pelajar perempuan oleh Boko Haram.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro
VIVAnews
Resmi, Timnas Indonesia U-23 Dapat Kabar Baik dari Erick Thohir soal Nathan Tjoe-A-on
– Hasil survei lembaga penelitian asal Amerika Serikat, Pew Research Centre, menyatakan bahwa tingkat ketakutan terhadap gerakan Islam ekstremis meningkat di negara-negara berpenduduk Muslim. Kekhawatiran itu muncul setahun terakhir di tengah kecamuk perang sipil Suriah dan serangan kelompok militan Boko Haram di Nigeria.

Ngaku Alami Kekerasan dari Rizky Irmansyah, Nikita Mirzani: Aku Punya Bukti

Stasiun berita
Dikompori Agar Debat Lawan Hotman Paris, Rocky Gerung: Cincin Beliau Lebih Berkilau dari Otaknya
Al Jazeera , 1 Juli 2014, melansir hasil survei tersebut yang menyebut beberapa kelompok yang memenangkan pemilu dan menguasai Jalur Gaza seperti Al-Qaeda, Hizbullah, dan Hamas, juga tidak lagi didukung publik.

Di Lebanon, negara yang berbatasan langsung dengan Suriah, sebanyak 92 persen warga Sunni, Syiah, dan komunitas Kristen mengatakan khawatir terhadap ekstremisme Islam.


Kekhawatiran juga meningkat di Yordania dan Turki. Kedua negara yang juga berbatasan dengan Suriah itu khawatir gerakan ekstremis akan berubah menjadi kericuhan. Padahal Yordania dan Turki menjadi tujuan warga Suriah untuk mengungsi dari perang sipil.


“Di Asia, beberapa negara juga menunjukkan kekhawatiran mereka. Di Bangladesh tercatat sebanyak 69 persen penduduknya khawatir, sementara di Pakistan 66 persen dan Malaysia 63 persen,” tulis Pew dalam laporan mereka.


Di Nigeria, pemerintah dan warga geram terhadap kelompok militan Boko Haram. Sebanyak 79 persen penduduk Nigeria menentang aksi kelompok yang dipimpin oleh Abubakar Shekau itu. Selain meneror, Boko Haram menculik 200 pelajar perempuan dari sekolah mereka.


Di Pakistan, 59 persen warganya mengatakan tak menyukai kelompok Taliban. Sementara warga Palestina yang tak menyukai kelompok Hamas ada 53 persen. Angka itu kian meningkat ketika memasuki Jalur Gaza. Jumlahnya mencapai 63 persen.


RI kena imbas


Di Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, hanya 39 persen penduduknya yang memandang negatif ke kelompok militan itu. Angka ini turun dibanding tahun 2013 yang sebesar 48 persen.


Pengamat intelijen dari Lembaga  Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) Wawan Purwanto menyatakan, persentase yang kecil bukan berarti RI tidak peduli terhadap ketegangan yang meningkat di di Irak dan Suriah.


“Sebab apabila situasi di Timur Tengah memanas, maka RI turut kena imbas. Penyebaran paham itu bisa dengan mudah dilakukan karena warga Indonesia ada yang menempuh pendidikan di sana dan bisa saja membuat buku untuk disebarluaskan ke warga Indonesia,” ujar Wawan kepada
VIVAnews
, Rabu 2 Juli 2014.


Situasi kian bertambah buruk apabila tidak segera diredam. “Beberapa pendapat pribadi warga Indonesia kadang dibenarkan dengan dukungan ayat-ayat tertentu yang diambil dari Alquran,” kata Wawan.


Persentase kekhawatiran di Indonesia yang tidak sebesar di negara-negara Timur Tengah dianggap wajar. “Karena di sini semua sedang fokus pada isu pemilu. Sementara di negara-negara Timur Tengah, pemilu hanya bersifat formalitas. Selain itu, hari libur di sini kan Sabtu dan Minggu, bukan hari Jumat,” kata Wawan.


Di Timur Tengah hari libur jatuh pada hari Jumat dan warga sering berkumpul untuk berunjuk rasa setelah salat. Kadang aksi unjuk rasa itu didomplengi oleh gerakan politik sehingga berakhir ricuh. “Kalau di Indonesia, setelah salat Jumat langsung kembali bekerja,” ujar Wawan


Survei Pew dilakukan pada 10 April-25 Mei 2014 dengan 14.200 responden yang tersebar di 14 negara. Survei ini dilakukan sebelum Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengambil alih kota Mosul dan kota-kota lain di Irak.


Bagi sebagian muslim di mayoritas negara yang disurvei, aksi bom bunuh diri kadang dijadikan pembenaran untuk membela Islam dari musuh-musuh mereka. Namun taktik bunuh diri tidak lagi menarik bagi publik dalam satu dekade terakhir.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya