Sumber :
- REUTERS/ Ina Fassbender
VIVAnews -
Pria asal Jerman, Rolf Buchholz, dilarang masuk ke Dubai pada Jumat, 15 Agustus 2014. Menurut staf bandara, otoritas Dubai khawatir Buchholz akan mempraktikkan ilmu hitam.
Bukan tanpa alasan Buchholz ditolak masuk ke Dubai. Buchholz merupakan pria pemilik tato terbanyak. Buchholz memiliki 453 tindik di seluruh tubuh dan wajahnya. Selain itu, dia juga memiliki dua tanduk yang ditanam di dahinya.
[Lihat ]
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Bukan tanpa alasan Buchholz ditolak masuk ke Dubai. Buchholz merupakan pria pemilik tato terbanyak. Buchholz memiliki 453 tindik di seluruh tubuh dan wajahnya. Selain itu, dia juga memiliki dua tanduk yang ditanam di dahinya.
[Lihat ]
BBC
edisi Minggu, 17 Agustus 2014 melansir pria yang juga ahli di bidang teknologi dan informasi itu diundang datang ke Dubai, Uni Emirat Arab, karena dijadwalkan akan tampil di sebuah klub malam terkenal, Cirque le Soir, di hotel mewah, Fairmont.
Namun, tiba-tiba sebelum diizinkan masuk ke bagian imigrasi, dia sudah dihadang oleh petugas bandara. Padahal di paspornya telah dicap dan disetujui untuk masuk ke Dubai.
Akhirnya dia diminta kembali dengan menggunakan penerbangan menuju ke Turki.
"Saya tidak pernah memperoleh jawaban resmi dari pihak bandara. Mereka memang ramah, tetapi tidak ada satu pun orang yang menjawab pertanyaan Anda," ungkap penerima gelar dari Guiness World Record di tahun 2010 karena memiliki ratusan tindikan di tubuhnya termasuk di bagian kemaluannya.
Kesal dengan perlakuan yang diterima, Buchholz lalu menulis di akun Twitternya. Dia tidak lagi akan berkunjung kembali ke Dubai. Selain karena pengalaman ditolak, hingga kini kopernya masih belum ditemukan di Dubai.
Polisi dan pejabat berwenang di Dubai belum mengomentari peristiwa ini.
Sementara itu, perwakilan klub Cirque le Soir pada Minggu lalu mengeluarkan pernyataan bahwa mereka telah melakukan yang terbaik agar bisa mendatangkan Buchholz ke Dubai. Namun, upaya itu tidak berhasil. (ita)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
BBC
