Di Jepang, Kantor Izinkan Karyawan Tidur Siang

Seorang pekerja kantor sedang tidur siang
Sumber :
  • REUTERS/Arko Datta
VIVAnews - Karyawan di Negeri Sakura, kini diberi hak istimewa oleh kantor tempat mereka bekerja. Mereka kini dapat tidur siang di jam kerja. 
Yandri Klaim Seluruh DPW dan DPD PAN Ingin Zulhas Kembali Ketua Umum

Harian Inggris, The Guardian, edisi Senin, 18 Agustus 2014 melansir rata-rata perusahaan di Jepang mengizinkan karyawannya untuk beristirahat siang sekitar 30 menit. Hal itu diberikan oleh beberapa perusahaan di Jepang, karena dianggap dapat lebih mendukung produktivitas karyawannya.
Bagi Mardani Ali Sera, PKS Harus Oposisi: Kita Beda dengan 02, Landasan Berpikir dan Asumsinya

Sebagian besar pekerja di Jepang kurang beristirahat pada malam hari. Sebagai bukti, data dari survei yang dilakukan oleh Yayasan Tidur Nasional Amerika Serikat menyebut rata-rata jam tidur orang Jepang selama enam jam 22 menit pada malam hari. Durasi itu merupakan jam tidur paling pendek dibandingkan negara lainnya. 
Pekerja Kantoran Sering Mengeluh Sakit Leher dan Pinggang? Begini Mengatasinya

Maka, tidak mengherankan sebanyak 54 persen dari responden yang menjawab, mereka bisa beristirahat dengan nyaman di malam hari. Total hanya 8 persen warga Negeri Sakura yang bisa beristirahat dengan nyaman lebih dari delapan jam. 

Sementara warga di beberapa negara seperti Kanada, Meksiko dan Jerman, mengaku bisa tidur dengan nyaman di malam hari lebih dari tujuh jam. 

Beberapa perusahaan di Jepang yang mengizinkan karyawannya tidur yakni Hugo Inc, sebuah kantor konsultan internet yang bermarkas di Osaka. Di sini, mereka menerapkan aturan bagi setiap karyawannya dapat tidur siang selama 30 menit antara pukul 13.00 dan 16.00 waktu setempat. 

Lain lagi dengan perusahaan renovasi rumah, Okuta, yang berlokasi di dekat ibukota Tokyo. Mereka mengizinkan karyawannya tidur siang selama 20 menit di meja atau di ruang santai staf. 

Kebiasaan yang disebut "inemuri" ini dianggap sebagai bagian penghargaan yang diberikan oleh perusahaan atas kerja keras karyawannya. Perusahaan tidak menganggap hal ini sebagai bentuk kemalasan, melainkan untuk meningkatkan produktivitas karyawannya. 

Sebagai contoh, seorang karyawan bernama Ikuko Yamada, mengaku terbantu dengan adanya aturan ini. 

"Jika saya menggunakan sebuah kalkulator ketika saya merasa mengantuk, maka saya terpaksa harus kembali memeriksa pekerjaan saya dua kali untuk mencegah terjadi kesalahan. Sehingga, itu memakan lebih banyak waktu," ungkap Yamada kepada harian Yomiuri Shimbun.

Jadi Bisnis

Sementara bagi karyawan yang tidak ingin tidur siang di kantor, maka mereka dapat pergi ke fasilitas umum yang menyediakan tempat untuk istirahat siang. 

Salah satunya di Kafe Ohirune di Tokyo. Mereka menyediakan delapan tempat tidur bagi pekerja wanita yang ingin beristirahat siang sementara. Bahkan, mereka turut menyediakan fasilitas minyak esensial untuk membuat istirahat lebih nyaman. 

Untuk semua fasilitas tersebut, pemilik kafe mengenakan biaya senilai 160 Yen atau Rp19 ribu setiap 10 menit tidur. Mereka juga menyewakan piyama senilai 100 Yen atau Rp12 ribu. 

Bisnis ini cukup menjanjikan keuntungan, karena rata-rata klien mereka berada di tempat itu selama satu jam. 

Aturan kantor ini sesuai dengan imbauan Kementerian Kesehatan Jepang, yang mengimbau pentingnya tidur di sore hari selama 30 menit. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya