Tak Takut Ancaman Pembajak, Sony Tayangkan Film The Interview

Premier film The Interview di Los Angeles
Sumber :
  • REUTERS/Kevork Djansezian/Files
VIVAnews - Rumah produksi Amerika Serikat, Sony Pictures akhirnya berubah pikiran dan tetap akan menayangkan film komedi The Interview pada hari Natal esok. Sebelumnya, mereka memutuskan untuk menarik film tersebut dari peredaran karena adanya ancaman dari para hacker. 
Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi di Bekasi Terancam Gagal Karena Tata Kelola Buruk

BBC edisi Kamis, 24 Desember 2014 melansir, film tersebut akan ditayangkan di 200 bioskop independen dan rumah seni. Menurut CEO Sony Pictures Entertainment, Michael Lynton, manajemen tengah mencari opsi lainnya agar bisa menayangkan film yang dibintangi oleh James Franco dan Seth Rogen. 
Prediksi Liga Europa: Atalanta vs Liverpool

"Kami tidak pernah menyerah untuk menayangkan film The Interview dan kami bersemangat karena film ini tetap tayang di sejumlah bioskop saat perayaan Natal," ungkap Lynton pada Selasa kemarin dan dikutip Reuters. 
PDIP Terbuka untuk Siapa Saja yang Mau Maju Pilkada Jakarta 2024

Dia menambahkan, saat ini tengah mencari platform dan bioskop lain, sehingga publik bisa menyaksikan film tersebut. 

Perubahan keputusan itu, dimulai dari kicauan pendiri jaringan bioskop Alamo Drafthouse di Texas, Tim League yang ingin menayangkan film tersebut. Tiket bioskop dilaporkan sudah ludes terjual dalam beberapa menit ketika ditawarkan melalui online. 

Didukung Obama

Perubahan keputusan Sony Pictures itu disambut baik oleh Presiden Barack Obama. Melalui juru bicaranya, Eric Schultz, dia menyebut Amerika Serikat adalah negara yang meyakini kebebasan berbicara dan berekspresi bagi para seniman. 

"Keputusan yang dibuat oleh Sony dan bioskop lainnya membuat publik yang menentukan pilihan mereka sendiri mengenai film itu dan kami menyambut baik keputusan mereka," ungkap Schultz. 

Sambutan baik juga muncul dari kicauan Seth Rogen di akun Twitter. "Publik telah berbicara! Kebebasan telah diungkap! Sony tidak menyerah!," tulis Rogen. 

Bahkan, ratusan bioskop independen telah membuat sebuah petisi dengan mengumpulkan tanda tangan agar film itu tetap tayang. 

Korea Utara yang dituding sebagai otak dari aksi peretasan terhadap Sony, membantahnya. Namun, mereka memuji serangan ke dunia maya, karena sudah sejak lama mengecam film yang berisi skenario untuk membunuh pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un. 

Baca juga: 



 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya