Korban Tewas Badai Siklon Pam Vanuatu Jadi 11 Orang

Korban Badai Pam di Vanuatu Butuh Bantuan
Sumber :
  • REUTERS /Dave Hunt/Pool

VIVA.co.id - Korban tewas akibat bencana alam badai siklon Pam di Vanuatu terus bertambah. Jika sebelumnya pejabat berwenang menyebut total korban sebanyak delapan orang, kali ini sudah bertambah menjadi 11 orang.

BBC edisi Selasa, 17 Maret 2015 melansir, sebelumnya PBB sempat menyebut total korban tewas mencapai 24 orang, lalu direvisi menjadi 11 orang. Namun, mereka menyebut, angka tersebut bisa bertambah.

Masih ada beberapa pulau di bagian selatan ibu kota Port Vila yang situasinya masih belum diketahui. Menurut kesaksian tim yang telah berangkat ke sana, tingkat kerusakan justru lebih parah.

Tim SAR telah tiba dengan selamat di Pulau Tanna dan Erromango. Kedua pulau itu merupakan lokasi yang langsung disapu badai. Sementara, pesawat militer telah tiba di sebagian pulau itu melaporkan kerusakan menyeluruh di rumah-rumah dan tanaman penduduk.

Menurut informasi dari Kepala Federasi Internasional Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit (IFRC) di kawasan Pasifik, Aurélia Balpe, Pemerintah Vanuatu kini tengah berkoordinasi dan berupaya menyalurkan bantuan, termasuk membuka penerbangan ke pulau lainnya.

Balpe mengatakan untuk menuju ke pulau-pulau di kawasan Pasifik itu tidak mudah.

"Ada kesulitan dalam menentukan bagaimana sebuah pesawat yang besar bisa mendarat di beberapa pulau. Di banyak pulau-pulau kecil itu, mereka tidak memiliki pelabuhan yang dapat menampung kapal-kapal besar," ujar Balpe.

Bahkan, kemungkinan tim SAR juga perlu untuk membangun tempat pendaratan untuk pesawat dan kapal. Banyak kapal-kapal lebih kecil di ibukota Port Villa, Balpe melanjutkan, telah rusak akibat disapu badai. Jarak untuk bisa mencapai pulau-pulau kecil itu pun turut menjadi tantangan tersendiri.

"Butuh waktu sekitar empat jam dengan menggunakan sebuah kapal kecil menuju ke Pulau Erromango dari Port Villa. Sementara jarak dari Erromango menuju ke Tanna mencapai sekitar 80 kilometer," kata Balpe.

Pemurni Air

Sementara itu, Alice Clements dari organisasi UNICEF, mengatakan saat ini warga Vanuatu sangat membutuhkan alat pemurni air untuk memastikan air di sana aman untuk dikonsumsi.

"Kami juga sangat membutuhkan makanan bagi masyarakat yang hasil panennya telah rusak dan membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk panen kembali," ujar Clements.

Perwakilan dari kantor Presiden, Benjamin Shing, menyebut saat ini warga masih bisa bergantung terhadap panen makanan dan kebun pada pekan pertama. Tetapi, setelah itu, mereka membutuhkan bantuan tambahan. Bantuan lain yang dibutuhkan yaitu tenda.

Pemerintah dari tiga negara yakni Selandia Baru, Australia dan Inggris telah mengirimkan bantuan dan dilaporkan tiba di Vanuatu sejak Minggu kemarin.

Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan, Vanuatu Tersentuh

Namun, menurut informasi pejabat berwenang untuk bisa mendistribusikan bantuan, juga dibutuhkan waktu, sebab jumlah pulau dan tingkat kerusakan infrstruktur yang cukup parah.

Hari ini, Negeri Kanguru mengumumkan akan mengirimkan lebih banyak personil termasuk tim SAR dan tiga pesawat militer.

Di Port Vila, pembersihan besar-besaran tengah dilakukan. Pasokan air dan listrik telah pulih di sebagian wilayah. Namun, 90 persen rumah penduduk rusak akibat dihantam badai.

Rumah sakit diprediksi akan dipenuhi oleh warga yang terluka. Sementara, dokter bedah di sana mengatakan, tempat tidur telah dipindah ke luar rumah sakit, karena rusaknya struktur bangunan.
 
Presiden Vanuatu, Baldwin Lonsdale, mengatakan badai yang berkecepatan lebih dari 300 kilometer per jam itu bagaikan monster. Sebab, badai tersebut menghancurkan pembangunan yang selama ini telah dilakukan selama bertahun-tahun oleh pemerintah. Saat bencana itu terjadi, Lonsdale tengah berada di Jepang untuk menghadiri konferensi PBB mengenai bencana. (ase)

![vivamore="
Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Vanuatu Tiba Hari Ini
Baca Juga :"]
Indonesia Kirim Bantuan dan Relawan ke Vanuatu





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya