Kemlu RI: Tidak Ada WNI Jadi Korban Museum Tunisia

Korban luka di Museum Nasional Bardo
Sumber :
  • REUTERS/Stringer
VIVA.co.id
Kedubes AS di Tunisia Minta Warganya Berhati-hati
- Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, menginformasikan tidak ada warga Indonesia yang ikut menjadi korban tewas atau terluka dalam serangan teror di Museum Bardo, di ibukota Tunis, Tunisia pada Rabu kemarin. Melalui pesan pendek kepada
VIVA.co.id
Usai Ledakan, Tunisia Berlakukan Keadaan Darurat
hari Kamis, 19 Maret 2015, diplomat yang akrab disapa Tata itu memastikan informasi tersebut setelah dikabari KBRI Tunis pada Rabu kemarin.
Bus Pengangkut Pengawal Presiden Tunisia Dihantam Bom

"Laporan sementara dari KBRI Tunis, tidak ada WNI di antara korban yang meninggal," ujar Tata.

Sementara, kantor berita
Reuters
melansir dari 19 korban tewas, sebanyak 17 orang di antaranya merupakan turis asing. Dua orang lainnya merupakan warga Tunisia.


Turis asing itu antara lain lima warga Jepang, empat warga Italia, satu warga Prancis, satu warga Polandia, dua orang berasal dari Kolombia, dua warga Spanyol dan satu warga Australia. Sebelumnya, sempat diinformasikan juga terdapat warga Jerman dalam korban tewas. Tetapi, dalam pernyataan terbaru yang disampaikan oleh Perdana Menteri Habib Essid tidak disebutkan informasi itu.


Selain korban tewas, juga terdapat 20 korban luka.


Menurut keterangan dari pejabat berwenang, beberapa pengunjung kabur menuju ke dalam museum. Sementara, beberapa anggota kelompok militan sempat menyandera beberapa turis di dalam. Dua jam kemudian, petugas keamanan masuk ke dalam museum dan berhasil membunuh dua pria bersenjata. Mereka juga berhasil membebaskan para sandera.


Dalam serangan itu, seorang petugas polisi dilaporkan tewas dalam operasi penyelamatan tersebut.


Serangan tersebut merupakan pukulan berat bagi  negara di kawasan Afrika Utara yang sangat bergantung kepada turis asal Benua Eropa. PM Essid kemudian meminta agar semua warga Tunisia bersatu dalam menghadapi tragedi ini.


"Semua warga Tunisia harus bersatu usai serangan yang bertujuan untuk menghancurkan perekonomian Tunisia," kata Essid dalam pernyataan yang disampaikan dalam sebuah pidato nasional.


Pengamanan Ketat


Tidak butuh waktu lama bagi industri pariwisata merasakan dampak serangan teror tersebut. Dua operator perjalanan asal Jerman langung membatalkan program dari sebuah resor di pantai di Tunisia menuju ke ibukota Tunis selama beberapa hari. Sementara, jaringan hotel terbesar di Eropa, Accor, memperketat pengamanan terhadap dua hotel di Tunisia.


Dalam potongan rekaman televisi, terlihat puluhan orang termasuk turis lansia dan seorang pria membawa seorang anak. Mereka berlari mencari tempat perlindungan di dalam komplek museum dan dilindungi oleh pasukan pengamanan yang menembakkan peluru ke udara.


Peristiwa teror itu terjadi ketika para turis tiba di museum dan turun dari bus pariwisata.


"Mereka (pelaku) menembakan peluru ketika turis baru saja keluar dari bus. Saya hanya bisa melihat banyak korban tewas dan darah ada di mana-mana," ujar supir bus pariwisata kepada wartawan di lokasi. ![vivamore="
Baca Juga
:"]






[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya