50 Tahun Merdeka, Singapura Gelar Parade

Warga Singapura
Sumber :
  • REUTERS/Tan Shung Sin
VIVA.co.id
5 Orang Terkaya yang Tinggal di Singapura
- Pada Minggu kemarin, 9 Agustus 2015, Singapura merayakan hari kemerdekaannya yang ke-50 tahun. Dalam peringatan emas ini, Negeri Singa merayakan secara besar-besaran. 

NASA Sebut Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Begini Penjelasannya
BBC edisi Minggu melansir perayaan kemerdekaan Singapura dilakukan selama empat akhir pekan untuk peringatan tersebut. Bahkan, selama berbulan-bulan, sudah terpasang poster di toko-toko, sekolah, tempat bekerja dan media.

Guru dan IRT Jadi Korban Pinjol Ilegal Terbanyak, OJK: Cek Legalitas dan Logis Sebelum Pinjam
Sementara, pada Minggu kemarin, puluhan ribu orang berkumpul di pusat kota Singapura untuk menghadiri sebuah parade di luar ruangan.

Singapura memamerkan kemajuan pesat yang telah mereka capai dalam waktu 50 tahun. Mulai di bidang perekonomian hingga di bidang pertahanan. 

Tank-tank melewati jalan-jalan Singapura. Sementara, di udara berseliweran jet tempur F-16 membentuk formasi angka 50. Dalam peringatan itu, Singapura resmi merdeka dan berpisah dari Federasi Malaysia di tengah kericuhan sosial. 

Salah seorang pelajar bernama Yang Jie Ling mengatakan, wajar jika perayaan itu diperingati secara besar-besaran. 

"Hanya dalam kurun waktu 50 tahun untuk sebuah negara kecil seperti kami, tetapi apa yang kami capai begitu besar. Ini merupakan sebuah tahun di mana semua warga Singapura ingin mengingat selamanya," ujar Yang. 

Dalam parade itu, turut memberikan sesi penghormatan khusus bagi mendiang Lee Kuan Yew yang berpulang pada Maret lalu. Lee dianggap sebagai sosok penting yang membangun Singapura sejak awal. 

Sebuah rekaman mengenai Lee membacakan proklamasi kemerdekaan diputar kembali di televisi dan radio pada pukul 09.00 waktu setempat.

Sementara, Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengucap syukur. Sebab, di usia 50 tahun, Negeri Singa sudah berdiri di tempat yang tinggi. 

"Ketika kita menengok ke belakang, lihat lah seberapa jauh kita berjalan. Kami bersyukur kepada mereka semua yang telah memperjuangkan untuk membuat ini jadi kenyataan," kata Lee. 

Kendati dianggap sebagai negara yang sukses dengan GDP per kapita di atas US$56 ribu atau setara Rp757 juta, kritik tetap dialamatkan ke Singapura, karena pengendalian politik yang terlalu ketat. 

Partai Penguasa, Aksi Rakyat (PAP) telah berkuasa lebih dari 50 tahun di Singapura. Sementara, dalam pemilu kemarin PAP mengalami peraihan suara terparah, walaupun mereka masih bisa meraih 80 dari 87 kursi yang ada. 

Kelompok oposisi berharap di pemilu bulan September mendatang, lebih banyak lagi jalan untuk bisa mengungguli PAP. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya