Menguak Proses Mumifikasi Mayat Menyeramkan Ala Suku Angga

Mumi Suku Angga
Sumber :
  • amusingplanet - BBC

VIVA.co.id - Ternyata mumi tak hanya bisa ditemukan dan dilihat di Mesir saja. Jasad manusia yang membeku dan diawetkan itu juga ada di negara tetangga Indonesia, yakni Papua Nugini.

Pengawetan mayat manusia itu ditemukan di wilayah Aseki. Salah satu wilayah yang dihuni populasi Suku Angga.

Proses pengawetan mayat manusia di Aseki berbeda dengan mumi di Mesir. Mumi manusia di daerah ini tidak dibungkus dengan kain putih dan dimasukkan ke dalam peti setelah sebelumnya melalui proses pembalseman.

Namun, mayat-mayat dibiarkan berada di tempat terbuka, di atas tebing dan sengaja dihadapkan ke desa di mana mereka pernah tinggal.

Salah satu proses yang paling penting dari mumifikasi adalah penghapusan kelembaban dari mayat. Karena air mempromosikan dekomposisi, dan tubuh membusuk tidak dapat dipertahankan oleh mumifikasi.

Mumi di Mesir kuno diawetkan dengan cara menutup mayat dengan garam dan campuran rempah-rempah yang memiliki sifat pengeringan besar. Sedangkan, Suku Angga menggunakan teknik pemanasan mayat di atas api.

Selanjutnya... Mayat dibiarkan merokok....




Mayat dibiarkan merokok

Ratusan Karyawan PT PRLI Demo Lagi, Minta MA Lakukan Penggantian Majelis Hakim


Mumi Suku Angga

Seperti dilansir amusingplanet, Minggu, 14 Desember 2015, prosesnya cukup rumit dan menyeramkan mulai dari mengiris kulit lutut, siku, kaki, dan sendi lainnya. Bambu berongga kemudian dimasukkan ke dalam celah serta perut tubuh untuk mengeluarkan isinya.

Uniknya, mayat-mayat itu kemudian dibiarkan 'merokok' selama lebih dari satu bulan sampai semua cairan tubuh telah habis menetes keluar dari berbagai luka yang dibuat di dalam tubuh.

Cairan ini dikumpulkan dan dipijatkan ke mayat, tujuannya adalah untuk mentransfer kekuatan jenazah untuk hidup.

Setelah dibakar dan dikeringkan, mayat ditutupi dengan oker (campuran pembuat cat) untuk melindungi bagian mayat agar tetap utuh.

Dengan kondisi cuaca Papua Nugini yang cukup panas biasanya mempercepat dekomposisi mayat dan akhirnya proses pengawetan bekerja dengan sangat baik.

Selanjutnya... Pengawetan mayat berakhir...




Pengawetan mayat berakhir


Pengawetan mayat yang sudah berlangsung secara turun temurun akhirnya berakhir setelah pada tahun 1949 sejumlah kelompok penyebar agama datang ke Suku Aseki.

Sejak saat itu dan hingga kini tak ada lagi proses pengawetan mayat Suku Aseki. Mumi yang ada saat ini terus mendapatkan perlakuan dan perawatan khusus agar tetap menjadi bukti sejarah peradaban di Papua Nugini.

Perawatan mumi yang diberikan biasanya berupa penambahan getah panas dari pohon khusus dan tanah liat. Perawatan ini rutin dilakukan jika ditemukan ada mumi yang mengalami kerusakan seperti lengan yang patah atau bagian lainnya yang terkelupas.

Mumi karya Suku Angga dapat ditemukan di beberapa desa lain di Kecamatan Aseki Papua Nugini. (ase)

Ironi Perburuan Badak Jawa di Kawasan Konservasi Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 280 Juta
Chief Executive Officer Indodax Oscar Darmawan.

Asia Tenggara Bisa Jadi Pemimpin Industri Kripto Dunia, Begini Penjelasannya

Penelitian Statista mengungkapkan, pasar kripto di Asia Tenggara diproyeksikan mencapai US$1.787 juta atau sekitar Rp27,5 triliun pada tahun 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024