Snowden: Bom Brussels Bisa Dicegah dengan Cara Tradisional

ledakan bom di bandara internasional Brussels
Sumber :
  • REUTERS/Courtesy @OSOSXE via Twitter/Handout via Reuters

VIVA.co.id – Ledakan Belgia pekan ini menyita perhatian dari Edward Snowden, mantan karyawan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA).

Dua Polisi Wanita di Belgia Tewas Ditikam dan Ditembak

Dikutip dari Sputniknews, Sabtu 26 Maret 2016, Snowden mengatakan seharusnya serangan yang menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai ratusan orang itu dengan cara biasa tanpa harus menggunakan pengawasan massal canggih berbasis elektronik.

"Serangan Brussels dapat dicegah dengan cara intelijen tradisional," kata Snowden yang berbicara telekonferensi dari Rusia untuk forum di University of Arizona College of Behavioral Sciences, Amerika Serikat.

Mal di Belgia Diberondong Tembakan

Pembocor data pemerintah AS itu menilai serangan bom pada dua titik di Brussels terjadi karena pengawasan tidak berjalan dengan baik.

"Sumber daya tidak dialokasikan, saat Anda mengumpulkan semua yang Anda tak mengerti, Anda tidak harus fokus. Anda dibutakan dengan kebisingan. Kami telah mengelompokkan banyak hal yang benar-benar mengancam jiwa," kata dia.

Polisi Belgia Tangkap 15 Orang Terduga Teroris

Snowden yang pernah dilabeli sebagai buronan nomor wahid pemerintah AS itu menyoroti tidak sigapnya pemerintah Belgia atas peringatan sebelum ledakan bom terjadi. Dia mengatakan menurut laporan yang terpublikasi, Turki telah menginformasikan kepada pemerintah Belgia terkait aktivitas mencurigakan individual yang melancarkan serangan Brussels tersebut. Namun ternyata, Belgia mengabaikan laporan dari otoritas Turki.

Selain itu, menyusul serangan Brussels, Snowden juga mengingatkan kembali tak berfungsinya pengawasan massal elektronik pada kasus bom Maraton Boston pada 2013.

Pada kasus bom Boston juga hampir mirip dengan peringatan sebelum serangan Brussels. Menurut Snowden, saat itu otoritas Rusia telah mengingatkan Badan Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) pada 2011 tentang aktivitas Tamerlan Tsarnaev, salah satu pelaku bom Boston. Namun disebutkan, meski telah diingatkan Rusia, tapi otoritas AS mengabaikan untuk menahan pelaku bom Boston.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya