Jelang Ramadan, Oposisi Suriah Usulkan Gencatan Senjata

Rakyat Suriah mengibatkan bendera nasional setelah wilayah mereka bebas dari cengkeraman ISIS.
Sumber :
  • Reuters/Omar Sanadiki

VIVA.co.id – Ramadan, bulan baik bagi umat Islam ternyata membawa pengaruh bagi peperangan. Oposisi utama pemerintah Suriah mengajukan gencatan senjata untuk menyambut bulan mulia tersebut.

Militer Rusia dan Suriah Hancurkan Rumah Sakit Darurat Militan Suriah

Pengajuan gencatan senjata tersebut disampaikan melalui sebuah surat oleh kelompok oposisi Riad Hijab pada delegasi oposisi Basma Kodmani pada Sekjen PBB Ban Ki-moon, pada Rabu, 1 Juni 2016.

"Surat untuk Ban Ki-moon mengajukan gencatan senjata. Kami tahu, ada satu bulan dimana saat itu kita akan saling menghargai di seluruh negara dan dunia, satu bulan penuh selama Ramadan," ujar Kodmani, seperti dikutip dari Reuters, 1 Juni 2016.

Tragedi Dunia, Bayi Muhammad Wafat Akibat Perang Horor Rusia

"Ramadan akan datang pekan depan. Bulan ini akan membawa kondisi yang baik, atmosfer yang baik untuk kita, untuk kembali ke meja perundingan," ujarnya menambahkan.

Kodmani mengatakan, proposal itu juga sudah disetujui oleh kelompok oposisi bersenjata. Proposal itu diharapkan akan menghentikan permusuhan yang pernah disepakati sejak akhir Februari lalu. Proposal ini akan diterapkan pada seluruh kelompok oposisi, kecuali pada kelompok militan Al Qaida dan Front Nusra. "Jika rezim mematuhi itu, oposisi dan kelompok-kelompok bersenjata akan melakukannya juga," katanya.

Konspirasi Jahat Pangeran Arab ke Rusia Terbongkar, CIA Marah Besar

Seorang juru bicara  diplomat PBB Staffan de Mistura, yang biasa  menengahi pembicaraan damai, menegaskan bahwa usulan tersebut telah dimasukkan ke International Syrian Support Group (ISSG), yaitu kelompok negara-negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Rusia yang mengawasi proses perdamaian di Suriah.

"Kami menyadari proposal ini, yang juga sedang dibahas antara co-chair dari ISSG sebagai cara yang besar untuk menghentikan permusuhan. Bagi kami, setiap pertimbangan yang bisa mengurangi intensitas peperangan akan sangat diterima, terutama kedatangan Bulan Suci Ramadhan," ujarnya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby mengatakan AS percaya, setiap gencatan senjata adalah kemajuan yang baik. Namun mereka sangat ingin melihat Suriah menjadi damai. "Apa yang kita benar-benar ingin melihat  hal terbaik yang bisa terjadi bagi orang-orang Suriah, adalah penghentian permusuhan secara nasional dan abadi," kata Kirby.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya