Jepang Prihatin Cara China Atasi Wilayah Sengketa

Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani
Sumber :
  • Reuters/Thomas Peter

VIVA.co.id – Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani, pada Sabtu, mengaku sangat prihatin atas segala kegiatan China di Laut China Timur.

RI Ingin Teruskan Dialog dengan RRC Soal Laut China Selatan

"Kami mengkhawatirkan atas pembangunan pos-pos militer (oleh China) di beberapa wilayah yang disengketakan," kata Gen, kala berbicara pada pertemuan puncak KTT Keamanan di Singapura, seperti dikutip dari situs Kyodo News Agency, Sabtu, 4 Juni 2016.

Kedua negara saling klaim atas Kepulauan Senkaku yang ditandai sebagai milik Jepang atau Diaoyu milik China, di Laut China Timur. Konflik sempat memanas pada 2012, di mana ketika itu China mengirim kapal perang dekat perairan sengketa, setelah Jepang mengumumka telah membeli sebuah pulau di sana dari swasta.

ASEAN Tak Keluarkan Sikap Bersama soal PCA

Namun, pada 2014, Jepang dan China sepakat mengurangi ketegangan atas pulau-pulau yang disengketakan. Kendati demikian, Jepang mengaku kapal-kapal China berulang kali menerobos wilayah teritorial Jepang di sekitar Kepulauan Senkaku pada tahun lalu.

Baca:

China Tuding Filipina 'Hapus' Kedaulatannya atas Pulau

Akhirnya, pada akhir Maret lalu, Jepang membangun stasiun radar di wilayah sengketa di Laut China Timur. Tujuannya memberikan informasi intelijen permanen terhadap Taiwan dan sejumlah pulau yang disengketakan dan diklaim oleh Tokyo dan Beijing.
 
Stasiun radar ini bagian dari Pangkalan Pasukan Pertahanan Diri Jepang di Yonaguni, 150 kilometer selatan dari pulau-pulau yang disengketakan. Wilayah Yonaguni hanya sekitar 100 kilometer timur dari Taiwan, dekat tepi zona identifikasi pertahanan udara kontroversial yang didirikan China pada 2013.

Scarborough Shoal, salah satu wilayah sengketa di Laut China Selatan.

Sengketa Wilayah, Filipina Sepakat 'Duduk Bersama' China

Keduanya harus bicara bagaimana 'berbagi buah dari pohon yang sama'.

img_title
VIVA.co.id
10 Juni 2016