Puasa di Pengungsian, Muslim Suriah Berharap Bisa Pulang

Anak -anak pengungsi Suriah menjual kurma untuk berbuka di kamp pengungsi di Harran, Provinsi Sanliurfa, Turki, Senin, 6 Juni 2016.
Sumber :
  • Reuters/Umit Bektas

VIVA.co.id – Salah satu saat yang menyenangkan saat menjalani ibadah puasa adalah ketika berbuka bersama keluarga di rumah masing-masing dan menyantap makanan berbuka yang disukai. Namun bayangan tersebut bisa jadi hanya mimpi bagi para pengungsi yang harus berpuasa di tenda-tenda penampungan negara lain.

Negaranya Perang, Pengungsi Suriah di Turki Tetap Mudik

Sebuah kamp pengungsi di Dulkadirolu, Kahramanmara, kota yang terletak di dekat perbatasan Suriah-Turki, menampung sekitar 18.000 pengungsi yang berkumpul di tenda besar untuk sahur bersama. Mereka duduk di sekitar nampan besar yang berisi zairun, keju, tomat, dan roti. Untuk beberapa pengungsi Suriah di Turki, ini adalah Ramadhan kelima mereka di Turki.

Khidr Yetim, mengaku sangat berterima kasih kepada Turki karena bersedia untuk menerima warga Suriah. 'Saya berharap perang akan berakhir di bulan Ramadhan ini dan kami bisa kembali ke rumah," kata Yetim seperti dikutip dari laman Daily Sabah, Selasa, 7 Juni 2016.

Kemampuan Anda Menyetir Cuma 3 Jam, Jangan Dipaksa

Pengungsi lainnya, Mirza Ammari, akan menghabiskan Ramadan keempat di Turki dengan istri dan delapan anak mereka. Baginya, satu-satunya duka di bulan Ramadhan adalah harus berada jauh dari tanah airnya. "Saya merasa diri saya di rumah di sini di Turki, tapi saya masih merasa terpisah dari negara saya. Saya berharap bisa kembali ke Suriah dengan keluarga saya. Semoga Allah memberkati umat Islam dengan kedamaian Ramadan ini," kata dia.

Hal serupa juga disampaikan oleh Fatma Kaddur, seorang warga Suriah yang tinggal di kamp tersebut. Ia menceritakan, dirinya bersama dengan pengungsi lain bersama-sama berdoa siang dan malam agar bisa kembali ke negaranya.

Ketahuan Nyopet Saat Mudik Lebaran, Pria Ini Diamuk Massa

Turki adalah rumah bagi lebih dari 2,7 juta orang Suriah dan sebagian kecil dari mereka tinggal di 26 kamp pengungsi di kota dekat perbatasan. Kamp-kamp ini telah dipuji oleh masyarakat internasional, karena mereka turut menawarkan jasa mulai dari toko kelontong modern, klinik, serta unit rumah.

Karena mayoritas penghuni kamp adalah Muslim, maka kamp juga menawarkan segala sesuatu yang mungkin diperlukan saat bulan Ramadhan, termasuk masjid besar untuk tarawih, sholat malam bersama hingga pembacaan Al-Quran selama masa Ramadhan. Demi menyediakan bantuan sembako kepada warga, pihak berwenang juga memberikan voucher makanan yang bisa digunakan untuk berbelanja di toko untuk kenyamanan mereka sendiri.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya