Kala Militer Suriah Berpuasa di Wilayah Konflik

Konflik berkepanjangan di Suriah akibat tarik-menarik kepentingan antara AS, Arab Saudi, Iran, dan Rusia.
Sumber :
  • Reuters/Hosam Katan

VIVA.co.id – Menjalankan ibadah puasa saat bulan Ramadan tanpa ditemani oleh sanak keluarga tidak hanya dialami oleh pengungsi atau pencari suaka di negara tujuan. Namun, hal serupa juga dialami para tentara Suriah yang setiap harinya harus berjuang menjaga perdamaian negara mereka.

Tak Ada Gencatan Senjata di Perang Suriah

Dilansir dari situs The Guardian, Senin, 20 Juni 2016, sejumlah tentara Suriah di Jobar misalnya. Mereka terpaksa harus menjalankan ibadah puasa, termasuk berbuka dan sahur, di lokasi konflik dengan makanan seadanya.

Kota Jobar merupakan salah satu area pertempuran antara tentara Suriah dengan pasukan pemberontak. Saat ini, kota tersebut luluh lantak akibat perang.

Suriah Siap Duduk Bersama Bahas Perdamaian

Makanan untuk berbuka pun dimasak di atas kompor kecil di salah satu rumah yang ditinggalkan oleh pemilik aslinya lantaran hancur.

Adapula, seorang tentara duduk di ruang istirahat membaca Alquran, namun senapan tempur tetap berada di sisinya. Mereka duduk di sebuah karpet dengan pemandangan reruntuhan bangunan di sekelilingnya. Mereka bercengkerama sembari menunggu matahari terbenam untuk dapat mulai berbuka puasa bersama.

Rusia Tarik Pulang Kapal Induk Kuznetsov dari Suriah

Pada Februari 2013, Jobar berada di pusat serangan oleh tentara pemberontak yang dikenal sebagai pertempuran Armageddon. Daerah ini adalah lingkungan paling padat berada di pinggiran ibu kota Suriah, Damaskus.

BBC Indonesia

Perang Suriah: Rusia dan Turki Sepakat Gencatan Senjata di Idlib

Bertujuan hindari eskalasi konflik lebih jauh antara Turki dan Suriah.

img_title
VIVA.co.id
9 Maret 2020