Venezuela Ambil Alih Operasional Perusahaan Asal AS

Presiden Venezuela Nicolas Maduro diantara para pendukungnya.
Sumber :
  • Reuters/Marco Bello

VIVA.co.id – Di tengah ancaman pemakzulan atas Presiden Nicolas Maduro, pemerintah Venezuela justru mengambil langkah dengan mengambil alih dan mengaktifkan kembali sebuah pabrik milik Amerika Serikat, Kimberly-Clark.

AS Siapkan Sanksi untuk Presiden Venezuela

Kebijakan diterapkan setelah pekan lalu mereka menangguhkan operasional pabrik lantaran krisis ekonomi yang memburuk di salah satu negara kaya minyak itu.

Dikutip dari situs Aljazeera, Selasa, 12 Juli 2016, Menteri Tenaga Kerja Venezuela Oswaldo Vera, menjelaskan, Presiden Nicolas Maduro telah memerintahkan penyitaan pabrik atas permintaan 1.200 pekerjanya.

Kisruh Politik Venezuela, Pemerintahan Tandingan Disiapkan

Dia mengatakan, pemerintah akan memasok bahan baku tanaman yang dibutuhkan agar beroperasi kembali.

Kimberly-Clark, produsen serangkaian produk seperti kosmetik, kertas toilet, pembalut wanita dan popok, mengumumkan pada Sabtu lalu bahwa mereka menghentikan produksi di wilayah Aragua, Utara Venezuela karena sulitnya bahan baku yang dibutuhkan serta biaya operasional yang tinggi.

Wapres Venezuela Terlibat Perdagangan Narkoba Internasional

Kimberly-Clark menjelaskan bahwa mereka telah bertindak tepat dalam menangguhkan operasi.

"Jika pemerintah Venezuela mengambil kendali dari fasilitas dan operasional Kimberly-Clark, mereka akan bertanggung jawab untuk kesejahteraan para pekerja dan aset fisik, peralatan dan mesin di fasilitas ke depan," kata perusahaan yang berbasis di Texas, AS, dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Maduro menuduh Kimberly-Clark berpartisipasi dalam rencana internasional untuk merusak perekonomian Venezuela dan mendukung aksi unjuk rasa menurunkan dirinya.

Tidak hanya itu, Bridgestone, General Mills, Procter & Gamble, juga ikut mengurangi operasi di Venezuela.

Sebagaimana diketahui, Venezuela telah terperosok dalam krisis ekonomi yang telah membuat banyak pengusaha merugi hingga gulung tikar dan menciptakan krisis kekurangan makanan, obat-obatan dan perlengkapan rumah tangga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya