Presiden Filipina: Hancurkan Bandit Abu Sayyaf

Kjartan Sekkingstad, warga Norwegia (kiri) dan Robert Hall (kanan). Hall sudah tewas dipenggal oleh Abu Sayyaf.
Sumber :
  • reuters.com

VIVA.co.id – Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte, mengatakan bahwa Norwegia telah membayar uang tebusan sebesar 50 juta peso kepada kelompok militan Abu Sayyaf untuk membebaskan warganya bernama Kjartan Sekkingstad.

Upaya Pembebasan Sandera Sebaiknya Tertutup

"Mereka (Norwegia) telah membayar uang tebusan 50 juta peso ke para bandit (Abu Sayyaf) untuk kebebasan Kjartan Sekkingstad. Cari mereka di sarangnya dan hancurkan. Saya akan terus bersikap keras kepada bandit dan narkoba," kata Duterte, seperti dikutip situs Philstar, Jumat, 26 Agustus 2016.

Meski begitu, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Norwegia. Saat ini, militer Filipina terus menggencarkan serangan ke Basilan, Filipina Selatan, untuk mengejar kelompok ekstremis yang telah berdiri sejak 1991 silam.

Menhan Ungkap Penyebab WNI Bisa Kabur dari Abu Sayyaf

Sejak September 2015, Sekkingstad ditahan bersama dua warga negara Kanada, John Ridsdel dan Robert Hall, yang tewas dipenggal. Sementara perempuan Filipina yang juga kekasih Ridsdel, Marites Flor, sudah dibebaskan.

Abu Sayyaf telah menuntut uang tebusan sebesar 300 juta peso dari ketiga orang asing itu yang mereka culik dari sebuah resor mewah dari Pulau Samal, Filipina. Ridsdel dipenggal kepalanya pada April 2016, sedangkan Hall dieksekusi pada Juni 2016.

Menhan: Filipina Temukan Markas Abu Sayyaf di Bawah Tanah

Duterte pun telah meminta maaf kepada Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, karena ulah Abu Sayyaf. Sedangkan, Trudeau menyebutnya sebagai pembunuh berdarah dingin yang tidak bisa dimaafkan. (ase)

Pasukan militer Filipina.

Warganya Dipenggal Abu Sayyaf, Duterte: Musnahkan Mereka

Hanya karena keluarga korban tak mampu menebus sebesar 1 juta peso.

img_title
VIVA.co.id
25 Agustus 2016