Hillary Clinton Bisa Menang Jika Pemilu AS Digelar Hari Ini

Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. Ia membatalkan rencana kampanye di California karena terkena paru-paru basah.
Sumber :
  • REUTERS/Scott Audette

VIVA.co.id – Jika pemilihan presiden AS digelar hari ini, Hillary Clinton dipastikan akan memenangkan suara kunci di Florida, Ohio dan Virginia. Dengan perolehan tersebut, ia memiliki 95 persen kesempatan untuk mengalahkan Donald Trump, dan menjadi presiden perempuan pertama di Amerika.

AS Waspadai Serangan Teroris dari Orang-orang Kecewa Hasil Pilpres

Dalam sebuah skema yang menggabungkan jajak pendapat dengan analisis pola suara di bawah skenario pemilu yang berbeda, diperoleh hasil bahwa Clinton memperoleh enam persen poin dukungan lebih tinggi dan 19 negara bagian pendukung lebih banyak dari Trump. Beberapa negara bagian tersebut merupakan populasi yang sangat besar, yang dapat mempengaruhi hasil pemilu.

Pada saat yang sama, Clinton juga dipastikan akan memenangkan setidaknya 268 suara di Electoral College, lembaga konstitusional pemilihan Presiden AS, Ini berarti ia hanya membutuhkan dua suara tambahan untuk memenangkan kursi kepresidenan. Pada umumnya, mantan sekretaris negara hanya memenangkan 108 suara dari Electoral College.

Catatan SBY soal Drama Politik AS yang Bisa Dipetik Pecinta Demokrasi

Pemilu presiden baru akan dilaksanakan dalam jangka waktu 10 minggu ke depan dan masih banyak yang bisa berubah sebelum tanggal 8 November. Kedua kandidat juga masih harus melewati proses di delapan negara, termasuk diantaranya Pennsylvania, Michigan dan North Carolina. Namun saat ini, untuk memenangkan kursi kepresidenan , Trump masih memerlukan 21 negara.

Ini merupakan tantangan besar bagi Trump yang sejauh ini gagal untuk mendapatkan dukungan luas dari pemilih. Diperkirakan jika Trump tidak bisa memperoleh dukungan yang lebih besar, ia akan hampir pasti kehilangan dukungan dalam "balapan" menuju Gedung Putih.

Partisipasi Masyarakat di Pilkada 2020 Lebih Tinggi dari Pilpres AS

Survei online yang diadakan oleh Reuters/Ipsos States of the Nation ini mengumpulkan suara dari sekitar 16.000 orang per minggu. Dalam survei tersebut, responden diajukan pertanyaan dengan latar belakang demografis, afiliasi partai dan pilihan mereka untuk presiden AS yang akan datang. Tanggapan mereka dipertimbangkan menurut perkiraan populasi terbaru.

(ren)

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg, sedang memikirkan cara baru membuat konten politik kurang terlihat di platformnya.

img_title
VIVA.co.id
29 Januari 2021