Dilma Rousseff Digulingkan, Tiga Negara Tarik Dubes

Berita aksi penggulingan Presiden Brasil Dilma Rousseff terdengar sampai Chile.
Sumber :
  • REUTERS/Rodrigo Garrido

VIVA.co.id – Pascapemakzulan Dilma Rousseff dari jabatan sebagai Presiden Brasil, tiga negara tetangga di kawasan Amerika Selatan yakni Venezuela, Bolivia dan Ekuador, langsung menarik duta besar mereka masing-masing.

Presiden Brasil Takut Hantu di Rumah Dinasnya

Sementara, pemerintah Komunis Kuba menuding pemecatan Dilma Rousseff sebagai Presiden adalah bagian dari serangan "imperialis" terhadap pemerintah progresif di Amerika Latin.

Melansir kantor berita Reuters, Kamis, 1 September 2016, pemimpin sayap kiri di Caracas (ibu kota Venezuela), Quito (Ekuador) dan La Paz (Bolivia), merupakan sekutu dekat Rousseff dan pendahulunya, Luiz Inácio Lula da Silva, termasuk Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Presiden Baru Brasil Dipermalukan Saat Pidato di Sidang PBB

Ketiga pemimpin negara itu secara menuding Amerika Serikat berada di balik pemakzulan (impeachment).

"Ini jelas kudeta terhadap Dilma. Ini serangan dengan pemerintahan progresif sayap kiri di Amerika Latin dan Karibia. Mereka (Brasil) telah bersebrangan dengan kami," kata Maduro, dalam pidato yang disiarkan televisi nasional Venezuela.

Usai Dimakzulkan Senat Brasil, Rousseff: Saya Belum Menyerah

Komentar Maduro langsung ditanggapi Menteri Luar Negeri Brasil Jose Serra. Ia membela kebijakan pemakzulan terhadap Rousseff dan mempertanyakan legitimasi Caracas.

"Pemerintah Venezuela tidak memiliki moral untuk berbicara tentang demokrasi. Karena, mereka tidak memiliki sebuah rezim demokratis yang menahan banyak tahanan politik," katanya. Krisis politik di Venezuela telah meningkatkan ketegangan dengan pemerintahan Temer.

Sebab, pada Agustus kemarin, para diplomat dari Brasil, Paraguay dan Uruguay, berusaha untuk mengadang Venezuela untuk mengambil jabatan Presiden Mercosur, blok perdagangan di kawasan Amerika Selatan.

Sementara, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat justru bersikap sebaliknya. Mereka menyuarakan keyakinan bahwa hubungan bilateral yang kuat dengan Brasil akan terus ditingkatkan serta menyebut lembaga demokrasi negara itu telah bertindak benar dalam kerangka konstitusional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya