Sikap Duterte Atas Laut China Selatan Dinilai Tak Konsisten

Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte.
Sumber :
  • REUTERS/Lean Daval Jr

VIVA.co.id – Sikap Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, atas sengketa wilayah Laut China Selatan dengan China dianggap tak konsisten. Hal ini disebabkan beberapa bulan lalu, Duterte sempat mencari dukungan dari Amerika Serikat, namun juga tak punya sikap jelas atas China.

AS Siap Imbangi Dominasi Tiongkok di Laut China Selatan

"Filipina memang wajib mempertahankan wilayah kedaulatannya dari negara lain. Namun dalam hal ini, Duterte tampak tidak serius dan tak jelas, apakah akan melakukan negosiasi dengan China, atau mengupayakan dukungan dari Amerika Serikat," kata Akademisi Hukum Konstitusi Internasional, Julian Ku, di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Rabu 7 September 2016.

Pada bulan Juli lalu, Duterte mengaku telah bertanya kepada Duta Besar Amerika Serikat mengenai dukungan tersebut. Menjawab pertanyaan ini, pihak Amerika mengaku akan membantu, jika Filipina diserang oleh negara pengklaim lainnya seperti China.

Kapal Perang AS Berlabuh di Laut China Selatan, Bikin Gentar

Sebuah perjanjian pertahanan antara Filipina dengan AS tahun 1951 mengatakan, setiap negara akan melakukan aksi atau respon jika salah satunya diserang. Sudah terdapat pertanyaan lama dari Filipina mengenai hal tersebut kepada AS terkait dengan masalah LCS ini.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, telah mendesak Presiden China Xi Jinping untuk menegakkan hukum soal putusan klaim atas Laut China Selatan, dan menekankan komitmen AS sebagai sekutu regional.

Meradang, AS Tak Mau Undang Militer China di Latgab Pasifik

Obama menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat akan bekerja dengan semua negara di kawasan itu untuk menegakkan prinsip-prinsip hukum internasional, perdagangan tanpa hambatan, dan kebebasan navigasi serta penerbangan.

(ren)

Inilah pesawat drone Australia yang akan dibuat MQ-4C Triton.

Patroli Laut China Selatan, Australia Bangun Armada Drone

Australia akan menghabiskan dana $AUD 7 miliar untuk armada drone.

img_title
VIVA.co.id
26 Juni 2018