Akar Narkoba Masih Kuat, Duterte Minta Perpanjangan Waktu

Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte.
Sumber :
  • REUTERS/Lean Daval

VIVA.co.id – Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte, mengaku terkejut dengan 'masih luasnya' masalah narkoba. Oleh karena itu, ia meminta perpanjangan waktu enam bulan untuk mengakhiri ancaman narkoba dan kriminalitas.

Hadiah Kapolda Metro ke Anggota yang Berangus Narkoba saat COVID-19

"Beri saya waktu lalu enam bulan lagi. Saya sangat kaget bahwa ada ratusan ribu terlibat dalam bisnis 'haram' ini. Yang membuatnya lebih buruk adalah terdapat orang-orang pemerintahan ikut menjalankan operasi perdagangan narkoba. Ini sangat parah," kata Duterte, seperti dilansir situs Philstar, Senin 19 September 2016.

Berdasarkan data, terdapat sekitar 3,7 juta pecandu narkoba di Filipina. Untuk mengatasi masalah tersebut, Duterte menyatakan perang brutal terhadap narkoba, di mana kampanye yang sejauh ini telah merenggut nyawa sekitar 3.00 jiwa.

Sepanjang 2019, BNN Gasak Harta Bandar Narkoba Senilai Rp184 Miliar

Ia mengklaim, apa yang sudah dilakukannya selama ini dalam memerangi narkoba ibarat 'membuka kaleng berisi cacing'. Ia juga mengaku bahwa sudah menangkap 700 ribu pengedar baru yang kemudian menyerahkan diri ke pihak polisi maupun militer Filipina.

Selain itu, mantan Wali kota Davao ini mengungkapkan bila peredaran narkoba mulai dari hulu hingga ke hilir. Artinya, lanjut dia, kepala desa (barangay) hingga ke pejabat tinggi terlibat dalam bisnis ini.

Lampung di Peringkat 10 Darurat Narkotika

"Saya sudah berjanji saat kampanye untuk memutus dan mengakhiri jaringan narkoba serta menghentikan aksi kriminalitas. Masalahnya adalah saya tidak bisa membunuh mereka semua. Bahkan, jika saya ingin sekali pun. Karena memang banyak sekali laporan yang masuk," paparnya.

Ia pernah mengatakan sedikitnya 1.000 nama pejabat negara yang terdiri dari anggota kongres, gubernur, wali kota, hakim, dan polisi nasional, berada di daftar ketiga pejabat pemerintah terkait dengan jaringan narkoba.

Duterte pun mengaku akan mempublikasikan secepatnya daftar tersebut, setelah diperiksa oleh dua instansi pemerintah, yakni PDEA (Philippines Drug Enforcement Agency) dan NICA (The National Intelligence Coordinating Agency).

"Laporan akhir akan tiba. Setelah itu akan saya publikasikan," katanya. Menurut sumber anonim, dua nama pejabat tertinggi yang ada di daftarnya adalah Senator Leila de Lima dan Kongres Amado Espino Jr. Namun, keduanya telah membantah tuduhan Duterte.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya