Cuitan Sedih Gadis Kecil Suriah Jadi Viral di Twitter

Akun Twitter Bana Alabed, gadis cilik dari Aleppo,Suriah.
Sumber :
  • Twitter/BBC

VIVA.co.id – Perang selalu menyisakan kesedihan buat anak-anak. Dunia bermain mereka terampas oleh ketakutan dan trauma. Gadis cilik dari Aleppo ini, memilih membaca untuk melupakan perang.

Militer Rusia dan Suriah Hancurkan Rumah Sakit Darurat Militan Suriah

Nama Bana Alabed, anak perempuan berusia tujuh tahun dari Aleppo, langsung menjadi viral. Bana mengunggah fotonya yang sedang duduk di meja belajar ke Twitter. Ia terlihat memegang buku, dan sebuah boneka diletakkan di atas mejanya. "Selamat sore dari Aleppo. Saya membaca untuk melupakan perang," tulisnya, seperti dikutip dari BBC, Selasa 4 Oktober 2016.

Bana menulis dalam bahasa Inggris. Tulisan itu dibantu ibunya yang berprofesi sebagai guru. Salam dan foto Bana segera menjadi viral. Ada pula foto lain Bana, bersama dua adiknya, Mohamed dan Noor. Mereka sedang asyik menggambar. Ia menyertakan tulisan, "menggambar bersama adik-adik sebelum pesawat (tempur) datang."

Tragedi Dunia, Bayi Muhammad Wafat Akibat Perang Horor Rusia

Di status lainnya, Bana mengunggah reruntuhan puing dan menyertakan tulisan, "Ini rumah teman saya yang terkena bom. Dia sudah meninggal dunia. Saya sangat merindukannya."

Dilain waktu, Bana mengunggah foto-foto bangunan yang hancur dan menyertakan tulisan, bom-bom menghantam rumah di depan kami, seperti yang Anda lihat. Nyawa saya bisa melayang kapan saja dengan bom-bom di sini."

Konspirasi Jahat Pangeran Arab ke Rusia Terbongkar, CIA Marah Besar

Netizen bersimpati pada kisah Bana. Dalam beberapa hari, ia sudah memiliki ribuan pengikut. Namun, banyak juga yang mempertanyakannya. Terutama, jika Bana menulis tentang Presiden Suriah Bashar al Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka menuduh Fatimah, ibu Bana, melakukan eksploitasi pada anaknya. Fatimah membantah tuduhan itu. "Semua kata-kata datang dari hati, Semua adalah yang sebenarnya," ujarnya.

Fatimah mengaku mengajarkan Bana berbahasa Inggris sejak berusia empat tahun. Ia juga mengaku bukan bagian dari organisasi apapun, hanya warga biasa. Namun ia pernah kuliah jurnalistik dan politik, jadi ia tahu bagaimana pesannya bisa mendapat perhatian dunia.

Salah satu cuitan Bana yang menyentuh adalah saat ia mendengar dentuman bom.

“Saya sangat takut, saya akan mati malam ini. Bom-bom itu akan membunuh saya sekarang.” – Bana. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya