Saling Cerca Terjadi di Debat Cawapres AS

Wakil Presiden AS, Mike Pence (kanan).
Sumber :
  • Reuters/Jonathan Ernst

VIVA.co.id – Debat Cawapres antara kandidat dari Partai Demokrat dan Partai Republik berlangsung penuh cercaan. Kedua kandidat saling melontarkan kalimat untuk menjatuhkan lawan.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

Senator Demokrat dari Virginia Tim Kaine dan Gubernur Indiana dari Partai Republik Mike Pence terlibat dalam perdebatan sengit dalam acara debat yang membahas serangkaian topik, mulai dari aborsi hingga Rusia.

Namun perdebatan keduanya semakin tajam saat saling menilai capres masing-masing. Mike Pence sempat mengatakan Clinton sebagai perempuan yang "lemah dan tak berdaya," yang telah gagal dalam masalah kebijakan luar negeri saat ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

AS Waspadai Serangan Teroris dari Orang-orang Kecewa Hasil Pilpres

Sementara Tim Kaine mengatakan Trump sebagai orang "bodoh dan maniak." Kaine juga mengutip kalimat Ronald Reagan, mantan Presiden AS dari Partai Republik, saat ia membicarakan betapa bahayanya senjata nuklir ditangan pemimpin seperti Trump.

Ia mengatakan, Reagan pernah memberikan peringatan, pertumbuhan nuklir yang sangat cepat bisa membawa seseorang menjadi bodoh dan maniak yang bisa memicu terjadinya bencana. Kaine menambahkan, kalimatnya itu merujuk pada seseorang seperti Trump.

Catatan SBY soal Drama Politik AS yang Bisa Dipetik Pecinta Demokrasi

Ia juga mengkritik Trump yang temperamen. Kaine mengatakan, “Trump bahkan tak akan bisa memulai 'perang Twiiter,’ dengan seorang ratu sejagat tanpa menembak kakinya sendiri."

Diberitakan oleh BBC, Rabu, 5 Oktober 2015, perdebatan sengit keduanya juga terjadi saat membahas Rusia dan Putin. Kaine secara tajam mengkritik Trump yang memuji Presiden Rusia Vladimir Putin dan mempertanyakan hubungan bisnis Trump dengan Rusia.

Menurut Kaine, Trump memuja seorang diktator. Trump juga memiliki kepribadian yang nyaris sama dengan Putin, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan mantan diktator Libya, Muammar Gaddafy.

"Jika anda tak tahu perbedaan antara diktator dan pemimpin, itu artinya anda harus kembali ke kelas lima Sekolah Dasar," ujar Kaine, dengan nada tinggi.

Namun Mike Pence justru memuji langkah Trump. Menurutnya, Putin memuji Trump karena Trump adalah kekuatannya, yaitu polos dan sederhana. Ia juga menambahkan, seorang pemimpin dari tempat kecil dan selalu diintimidasi akhirnya tumbuh menjadi pemimpin yang kuat. Dan itu adalah fakta yang menyakitkan," ujar Pence.

"Dan itu bukan dukungan dari Putin, tuduhan itu adalah dakwaan dari kelemahan dan tak berdayanya kepemimpinan Hillary Clinton dan Barack Obama," ujarnya.

Nyaris sepanjang program Debat Kandidat Cawapres itu ditayangkan, keduanya terus melontarkan kalimat yang sengit. Kedua  Cawapres sibuk saling membela dan menjagokan kandidat presiden masing-masing.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya