Gara-gara Latihan Perang, Hubungan Saudi-Iran Makin Panas

Tentara Garda Revolusi Iran.
Sumber :
  • Reuters/Morteza Nikoubazl

VIVA.co.id – Pasukan Garda Revolusi Iran (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC) mengeluarkan peringatan keras, agar kapal-kapal Angkatan Laut Arab Saudi yang mengambil bagian dalam latihan perang di kawasan Teluk, untuk tak mendekat ke perairan Iran.

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel

Melansir situs Reuters, Rabu 5 Oktober 2016, Saudi diketahui menggelar latihan militer di wilayah Teluk dan Selat Hormuz.

Dalam latihan tersebut, pihak AL Saudi melakukan aksi tembak-menembak yang dimulai pada Selasa, di jalur pelayaran minyak paling penting di dunia.

Terungkap 3 Alasan Iran dan Arab Saudi Saling Bermusuhan, Isu Agama Paling Kuat

"Garda Revolusi Iran menyakini, latihan perang itu bertujuan untuk menaikkan tensi dan ketidakstabilan di Teluk Persia," bunyi keterangan resmi IRGC.

Peringatan Iran ini, juga sekaligus menandai memuncaknya ketegangan antara Teheran dan Riyadh. Namun, kedua negara terkesan berhati-hati saat harus melakukan konfrontasi militer langsung.

Asia Business Council, Menko Airlangga Yakinkan Komitmen Indonesia Mempercepat Pembangunan Ekonomi

Setidaknya, 17 juta barel minyak per hari, atau sekitar 30 persen dari semua perdagangan minyak di dunia dibawa melintasi Selat Hormuz. Selama ini, Teheran dan Riyadh terlibat perseteruan tentang sejumlah hal, termasuk tentang krisis di Suriah dan Yaman.

Selain itu, kebijakan Saudi yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, membuat situasi di Timur Tengah makin meruncing.

"Pecahnya hubungan diplomatik antara Saudi dan Iran, bisa meluas dan tak terkontrol," kata Fawaz Gerges, ketua Studi Timur Tengah Kontemporer dari London School of Economic, Inggris.

Menurutnya, konflik keduanya sudah lama hidup dan terjadi, sebelum Saudi memutuskan hubungan diplomatik.

"Situasi ini secara ekstrem menarik jarak antara dua kekuatan besar di Teluk. Sunni yang didominasi Arab Saudi dan Syiah yang didominasi Iran. Mereka tak hanya perang pernyataan, namun juga perang kuasa,” kata Gerges. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya