RI Gaungkan Perdamaian dalam Dialog Lintas Agama dan Budaya

Abdurrahman Mohammad Fachir, Wakil Menteri Luar Negeri RI.
Sumber :
  • VIVAnews / Renne Kawilarang

VIVA.co.id – Indonesia, sebagai tuan rumah Dialog Internasional Lintas Agama dan Budaya yang di Yogyakarta hari ini menyerukan Yogyakarta Message. Ini berupa pesan perdamaian yang mendorong rasa solidaritas dan penghargaan terhadap keragaman, keterbukaan dan transparansi, baik pada level pemerintah maupun nonpemerintah.

Sehari, 8 Warga Isoman di Yogyakarta Meninggal Dunia

Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir, mengatakan Yogyakarta Message juga mendorong peran aktif pemuda dalam memupuk solidaritas antar umat beragama, mengembangkan jaringan diskusi tentang toleransi, dan melangkah dari berbagai perbedaan guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

"Dialog lintas agama dan budaya ini merupakan gagasan Indonesia dan baru pertama kali digelar. Tujuannya adalah untuk mengatasi ancaman keamanan, terorisme, radikalisme dan ekstremisme," kata Wamenlu Fachir, dalam pidatonya di Yogyakarta, Selasa, 18 Oktober 2016. Dialog internasional di Kota Gudeg itu diselenggarakan oleh forum lima negara MIKTA – yang beranggotakan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia.

5 Ikhtiar Serikat Guru demi Cegah Radikalisme di Sekolah

Menurutnya, dialog ini juga bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di antara negara-negara MIKTA dalam meningkatkan pemahaman dan mempromosikan toleransi, perdamaian, moderasi, serta penghormatan di antara masyarakat multi agama dan budaya.

MIKTA merupakan Cross Regional Consultative Platform tingkat Menteri Luar Negeri yang dibentuk pada saat pertemuan ke-68 Majelis Umum PBB pada 17 September 2013.

5 Cara Ajarkan Anak Toleransi dan Hargai Perbedaan

Organisasi ini dibentuk berdasarkan berbagai persamaan, diantaranya kemampuan ekonomi dan peran di kawasan, dengan beranggotakan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia.

Sementara, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, menggarisbawahi bahwa dialog bukanlah kompromi iman, namun untuk mewujudkan empati antar umat beragama.

"Benteng perbedaan harus diubah menjadi jembatan saling memahami dan menghormati. Pesan ini mendorong peran aktif pemuda dalam memupuk solidaritas antar umat beragama, serta penghormatan diantara masyarakat yang multi agama dan budaya," ungkap Sri Sultan.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya