Najib Razak Minta Barat Tak Ceramahi Malaysia Soal China

Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak
Sumber :
  • REUTERS/Olivia Harris

VIVA.co.id – Mengikuti Filipina, PM Najib Razak juga melakukan kunjungan ke China, dan menunjukkan gejala mendekat dengan negara tersebut.

Balas Amerika, Cina Perintahkan Penutupan Konsulat AS di Chengdu

PM Najib mengikuti langkah Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan mendatangi China. Najib melakukan kunjungan selama enam hari. Menurut sejumlah media massa di China, seharusnya negara besar memperlakukan negara-negara kecil secara adil. "Dan itu termasuk pada negara yang pernah melakukan penjajahan. Ini bukan hak mereka lagi untuk memberikan ceramah pada negara ini, yang pernah mereka eksploitasi dan mengajarkan bagaimana negara-negara itu menjalankan politik internalnya," ujar Najib seperti dikutip oleh China Daily, dan diberitakan kembali oleh Reuters, 2 November 2016.

Filipina adalah negara yang pernah dijajah oleh Spanyol dan koloni AS. Sedangkan Malaysia pernah dijajah oleh koloni Inggris.

Enam Pria Malaysia Dipenjara Sebulan karena Tidak Salat Jumat

PM Najib kini sedang menjajaki kemungkinan untuk menguatkan ikatan dengan China setelah bulan Juli lalu Departemen Kehakiman AS mengeluarkan gugatan melawan Najib dengan dugaan melakukan skandal pencucian uang. Najib membantah bahwa ia telah melakukan kesalahan, dan mengatakan Malaysia siap bekerjasama dengan AS untuk proses penyelidikan.

Dugaan AS itu membuat renggang hubungan AS dan Malaysia. PM Najib menegaskan, apa yang dilakukan AS adalah salah satu bentuk intervensi pada kebijakan luar negeri Malaysia. Pergeseran politik yang terjadi pada Malaysia dan Filipina melebar setelah China terus mempersempit pengaruh AS di Asia.

Kasus Korupsi Puluhan Triliun 1MDB Lanjut, Najib Razak Terkejut

Melalui China Daily, Najib juga mengatakan, perselisihan yang terjadi di Laut China Selatan bisa diselesaikan melalui dialog dan mengikuti hukum yang berlaku. China mengklaim wilayah Laut China Selatan yang sangat ramai dengan total nilai perdagangan per tahun mencapai US$5 juta. Namun wilayah yang diklaim China itu juga diklaim oleh Filipina, Malaysia, Brunei, Taiwan, dan Vietnam.

"Saat membicarakan soal Laut China Selatan, kita harusnya percaya bahwa wilayah yang tumpang tindih dan perselisihan maritim seharusnya bisa diselesaikan melalui dialog dengan mempertimbangkan hukum yang berlaku," ujar Najib.

Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin mengatakan pada Selasa, 1 November 2016, bahwa Malaysia telah berjanji dengan Beijing untuk mengatasi masalah Laut China Selatan melalui pembicaraan bilateral. Kantor Berita Bernama mengabarkan, usai pertemuan antara PM Najib Razak dengan Menlu China, Malaysia telah setuju untuk membeli empat kapal laut dari China, dan keduanya menandatangani 14 perjanjian dengan nilai hingga US$34,25 miliar.

Najib juga mengatakan, ia menyambut dukungan China pada Asian Infrastructure Investment Bank yang menjadi titik balik, "dialog damai, bukan intervensi asing, di negara yang berdaulat."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya