Pesawat MH370 Kehabisan Bahan Bakar dan Jatuh

Keluarga Korban MH370, tak putus berharap agar pesawat tersebut segera ditemukan.
Sumber :
  • REUTERS / Kim Kyung-Hoon

VIVA.co.id – Biro Keselamatan Transportasi Australia atau Australian Transport Safety Bureau (ATSB) melaporkan bahwa pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menukik tajam ke Samudera Hindia tanpa bisa dikendalikan lantaran kehabisan bahan bakar.

Mau Liburan Sambil Kerja, Australia Siapkan 4100 Visa untuk WNI

Pesawat jenis Boeing 777 itu menghilang saat terbang ke Beijing, China, dari Kuala Lumpur, Malaysia, yang mengangkut 239 penumpang pada Maret 2014.

Dalam laporannya, seperti dikutip situs Reuters, Kamis, 3 November 2016, ATSB menyebut bagian sirip sayap pesawat berada pada posisi 'tidak meluncur' ketika menabrak permukaan laut.

6 Warga China dan 2 WNI Ditahan Coba-coba Masuk Perairan Australia

Hal ini menimbulkan keraguan lebih lanjut pada teori yang didukung oleh beberapa analis bahwa ada yang mengendalikan secara sengaja agar pesawat menukik dan menghunjam samudera.

Direktur Pencarian ATSB, Peter Foley, mengatakan, di antara lebih dari 20 potong puing pesawat, pihaknya memusatkan perhatian pada bagian kanan sirip pesawat.

Sosok Berkebaya Terukir di Monumen Perjuangan Australia, Siapa Dia?

"Itu mungkin (MH370) dalam posisi pendek. Artinya, pesawat itu tidak diarahkan untuk mendarat. Tapi, Anda bisa menarik kesimpulan sendiri, apakah ada seseorang yang mengendalikan atau tidak," kata Foley.

Menurut dia, tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menginformasikan perkembangan akhir dari skenario penerbangan yang sedang dipertimbangkan oleh tim pencari.

Pihak berwenang pun akhirnya menganggap pesawat tidak menerima kabar terakhir, dan mempercayai bahwa pilot menekan tombol otomatis (autopilot) ketika kehabisan bahan bakar.

Laporan tersebut dirilis ketika tim penerbangan internasional dan ahli komunikasi berkumpul di Canberra, Australia, untuk membahas perkembangan terbaru dari proses pencarian.

Upaya pencarian MH370 telah dilakukan dengan menyisir kawasan seluas 120 ribu kilometer persegi (46,330 mil persegi) dari dasar laut dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) bawah laut dan peralatan sonar yang dikerahkan dari kapal-kapal khusus.

Jika tidak ditemukan bukti-bukti baru, hasil penemuan ini diharapkan bisa diumumkan pada akhir 2016.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya