Data Pribadi Ratusan Ribu Personel Angkatan Laut AS Diretas

Ilustrasi peretas (hacker).
Sumber :
  • allpinoynews

VIVA.co.id – Data pribadi milik lebih dari 130 ribu personel Angkatan Laut Amerika Serikat telah dicuri dari komputer jinjing atau laptop perusahaan kontraktor, Hewlett Packard.

Anak 8 Tahun Tewas Akibat Penembakan di Mal Alabama AS

Wakil Kepala Staf Angkatan Laut AS, Laksamana Madya Robert Burke, mengatakan, laptop yang diperuntukkan mendukung kinerja personelnya ini berhasil dibobol peretas (hacker) beserta seluruh nama dan nomor jaminan sosial dari 134.386 pelaut dan mantan pelaut.

Badan Layanan Investigasi Kriminal AL AS (NCIS) langsung melakukan penyelidikan tahap awal. Namun, mereka mengaku belum menemukan adanya penyalahgunaan data.

Amerika Serikat Sita 13 Ton Rambut Impor dari Xinjiang

"Ini insiden yang sangat serius. Ini masalah kepercayaan bagi anggota angkatan laut. Kami berada dalam tahap awal penyelidikan dan bekerja cepat untuk mengidentifikasi dan siapa yang bertanggungjawab," kata Burke, seperti dikutip situs Navytimes, Jumat, 25 November 2016.

Menurutnya, data pribadi yang berasal dari basis data Career Waypoints, atau dikenal C-WAY, yang digunakan para pelaut untuk mengirimkan kembali data pendaftaran dan permintaan Navy Occupational Specialty.

Update Corona di Dunia: 10,1 Juta Orang Terpapar, 502.998 Meninggal

Kerja sama kontrak antara AL AS dengan HP ini untuk Program Career Waypoints, untuk merekrut calon personel baru.

Oleh karena itu, pihak AL AS akan memberitahu seluruh pelaut yang menjadi korban melalui telepon, surat elektronik (email), dan surat layanan pemantauan kredit.

Burke mengungkapkan, pembobolan ini dianggap sebagai bentuk pelanggaran besar kedua atas pencurian data militer AL AS terkait kontrak dengan HP. "Butuh empat bulan untuk membersihkan peretas dari sistem," ungkapnya, melalui situs ABC News.

Sementara, dalam sebuah pernyataan melalui email, Juru Bicara Hewlett Packard Enterprise, Thomas Wat Brandt mengatakan, keamanan dan privasi klien mereka tetap menjadi prioritas utama.

"Perkara ini telah dilaporkan ke pihak angkatan laut. Saat ini investigasi yang sedang berlangsung. Kami tidak akan berkomentar untuk menghormati privasi seluruh personel," ujar Brandt, mempertegas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya