Cerita Dokter Bantu Ibu Melahirkan saat RS di Yaman Dibom

Kondisi rumah sakit di Yaman setelah dihantam bom.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id –  Sabtu pagi di kota Abs, Yaman. Ketika itu, perang sipil masih aktif terjadi di sekitarnya. Tak ada yang menyangka di Abs, kota yang dirasa aman bagi penduduk atau bahkan pengungsi dari provinsi yang dilanda konflik ternyata ikut diserang.

Irak Serang Markas Militan ISIS, Lima Rudal Sekaligus
Seorang dokter pria asal Indonesia,  Lukman Hakim Bauty melakukan aktivitasnya seperti biasa, berjalan kaki menuju rumah sakit milik pemerintah Abs untuk memeriksa kondisi para pasien, korban peperangan. Setelah memastikan semua aman terkendali, siang hari, ia kembali menuju kantornya tak jauh dari rumah sakit yakni di kantor Medecins Sans Frontieres (MSF) yang terletak di pusat kota Yaman.
 
Serangan Udara Hancurkan Penampungan Migran di Libya, 40 Orang Tewas
Sesaat setelah ia tiba di kantor, beberapa orang datang untuk mengabarkan jika RS Abs terkena serangan bom. Semua orang di MSF terkejut dan tidak mempercayai kabar itu, termasuk Lukman, dokter MSF Indonesia yang bertugas di Yaman. Awalnya, mereka mengira jika yang terkena serangan bom hanyalah daerah sekitar kota Abs. Namun, setelah pihak MSF mencari tau kebenaran berita penyerangan itu, mereka segera mengambil tindakan.
 
Tinggalkan Koalisi Iran-Hutsi, Mantan Presiden Yaman Dibunuh
"Kondisi langsung kacau karena rumah sakit saat itu sedang sibuk-sibuknya, ketika saya memeriksa pagi harinya. UGD penuh, 14 tempat tidur di UGD terisi pasien semua. Poli rawat jalan juga ramai. Para staf MSF yang berada di kantor diminta untuk tetap tinggal dan tidak diperbolehkan ke rumah sakit karena dikhawatirkan ada serangan berikutnya," ujar dokter berusia 35 tahun ini kepada VIVA.co.id, Sabtu 16 Desember 2016.
 
Lukman yang telah bergabung dengan MSF Indonesia sejak 2013 menceritakan, ketika terjadi penyerangan, dia sedang berada di kantor. Akan tetapi, kekacauan di rumah sakit Abs dapat terlihat jelas di depan mata meski dari kejauhan.
 
"Para pasien berhamburan keluar rumah sakit, pasien anak kecil banyak yang digendong orangtua mereka untuk menyelamatkan diri, petugas medis pun banyak yang memanjat tembok rumah sakit. Semua mencoba menyelamatkan diri, tak ada ketenangan," ujarnya.
 
Rumah sakit vakum
 
Setelah serangan mereda, tak dapat dielakkan jika korban luka-luka bertambah jumlahnya. Lukman yang bertugas di Yaman sejak Juni hingga November 2016, harus rela berhenti membantu warga yang terluka, empat bulan setelahnya, November 2016. Hal itu dikarenakan rumah sakit Abs ditutup selama sebelas hari pasca pengeboman.
 
"Karena bom itu, kegiatan medis langsung diberhentikan dan semua staf MSF internasional dipulangkan ke negara asalnya. Setelah sebelas hari, pelayanan kesehatan diberikan oleh Kementerian Kesehatan Yaman," kata Lukman yang juga pernah bertugas di Pakistan dan Sudan Selatan.
 
Para staf medis Kemenkes Yaman berusaha melakukan apapun untuk menyelamatkan nyawa pasien di sana, meski hanya rawat jalan dan kebidanan dasar karena semua sarana dan prasarana rumah sakit rusak parah. Saat itu, diceritakan Lukman, dalam satu hari dirinya sempat menangani dua wanita hamil yang melahirkan.
 
"Ada dua korban yang sedang hamil, saat itu akan melahirkan. Banyak wanita hamil yang terluka dan angka kelahiran memang sedang tinggi saat itu," ucapnya.
 
Selama bertugas di negara-negara Timur Tengah yang didera konflik, Lukman memang tak sendiri. Namun, ia dan para staf kesehatan MSF lainnya mengaku memiliki ketakutan. Selama di Yaman, kengerian dirasakan karena Yaman dikenal akan perang aktifnya.
 
Kota Abs di mana ia ditugaskan, memang dikatakan aman dari serangan, namun apa yang ditakutkan pun terjadi, bom menyerang rumah sakit tempat Lukman mengabdi, meski MSF memiliki protokol keamanan untuk bangunan-bangunan dan para stafnya.
 
"Standar keamanan MSF, kami mengecat atap rumah sakit dengan lambang MSF, besar sekali. Tidak hanya rumah sakit, tapi juga di fasilitas-fasilitas MSF lainnya seperti kantor, klinik, dan tempat tinggal staf," katanya.
 
Sedangkan di rumah sakit, ada enam struktur terpisah di mana masing-masing rumah sakit sudah digambari logi MSF. Bukan untuk melindungi kombatan yang bersembunyi, namun lambang tersebut dibuat, murni, agar semua rumah sakit di Abs aman dari serangan.
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya