Muslim AS Sumbang Rp733 Juta Perbaiki Pemakaman Yahudi

Kaum Muslim di depan Sinagog Yahudi.
Sumber :
  • REUTERS/Hakon Mosvold Larsen/NTB Scanpix

VIVA.co.id – Kelompok Muslim Amerika Serikat berhasil mengumpulkan uang sebesar US$55 ribu (Rp733,7 juta) dalam satu hari untuk memperbaiki komplek pemakaman Yahudi (Missouri Chesed Shel Emeth Cemetery) yang dirusak di St. Louis, Missouri, AS.

Mahasiswa Yahudi Ketakutan usai Demo Anti-Israel Merebak di Kampus-kampus New York

Mengutip situs Aljazeera, Kamis, 23 Februari 2017, uang yang terkumpul itu dikirim melalui situs crowdfunding, dari proyek yang diluncurkan oleh para aktivis Muslim pada Rabu, 22 Februari kemarin.

Saat penerbitan, uang yang terkumpul mencapai US$55.341 atau setara Rp733 juta. Menurut laporan Kepolisian St. Louis mereka belum tahu siapa pihak yang bertanggung jawab untuk aksi pengerusakan (vandalisme) itu.

Ibunda Meninggal Dunia, Angger Dimas Ungkap Kenangan Haru Tak Terlupakan

Tarek El-Messidi, aktivis dari organisasi nonprofit CelebrateMercy, menyerukan kepada seluruh warga St. Louis untuk menyisihkan sebagian rezekinya guna memperbaiki lebih dari 100 batu nisan kaum Yahudi di Paman Sam tersebut.

"Muslim Amerika berdiri dalam solidaritas dengan komunitas Yahudi Amerika untuk mengutuk tindakan mengerikan ini sebagai penodaan keyakinan," kata Tarek.

Datang ke Pemakaman Ibunya, Angger Dimas Berterima Kasih Pada Tamara Tyasmara dan Keluarga

Sementara Linda Sarsour, dari kelompok akar rumput perubahan hak-hak sipil, MPower, menambahkan, dana yang tersisa - setelah komplek pemakaman diperbaiki - akan dialokasikan untuk memperbaiki pusat kegiatan Yahudi lainnya yang dirusak.

"Kami berharap untuk mengirim pesan bersatu dari komunitas Yahudi dan Muslim bahwa tidak ada tempat untuk jenis kebencian, penodaan, dan kekerasan di Amerika," kata Tarek dan Linda.

Sebelumnya, pada akhir Januari 2017, masjid di Victoria, Texas, AS, dibakar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. John Esposito dari Bridge Initiative, mengungkapkan bahwa kejahatan kebencian terhadap Muslim meningkat tajam sejak Donald John Trump dilantik sebagai Presiden AS ke-45.

"Beberapa kasus kejahatan kebencian yang menargetkan Muslim terinspirasi oleh presiden baru kita," tutur Esposito. Sebelumnya, pada 21 Januari lalu, seorang pelaku masuk ke masjid tersebut kemudian mencuri laptop dan barang elektronik lainnya.

Sementara itu, pada Juli 2013, seorang pria membuat tulisan H8 yang berarti "kebencian", di depan gedung masjid. Kedua komunitas Muslim dan Yahudi telah menyatakan kekhawatiran dan prihatin atas meningkatnya diskriminasi dalam beberapa bulan terakhir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya