Di Bawah Trump, Wisatawan Sulit Tur Keliling Gedung Putih

Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence di Gedung Putih, Washington DC.
Sumber :
  • Reuters/Carlos Barria

VIVA.co.id – Sejak dilantik sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald John Trump telah membuat beberapa kebijakan kontroversial. Kondisi ini ternyata juga berdampak kepada wisatawan Inggris yang ingin berkunjung ke Istana Kepresidenan atau Gedung Putih, di ibu kota Washington DC.

Maskapai AS Desak Gedung Putih Cabut Aturan Tes COVID-19

Gedung Putih, seperti dikutip situs Independent, Jumat, 10 Maret 2017, telah mengumumkan kepada publik bahwa para wisatawan diizinkan untuk berkunjung hanya pada waktu tertentu. Tentunya, para turis ini harus melewati pemeriksaan sangat ketat sebelum bisa berkeliling selama 45 menit.

Menurut pernyataan resmi Gedung Putih, pengunjung dari Inggris maupun negara lain bisa mengajukan permohonan kunjungan dengan menghubungi kedutaan negaranya yang berada di Washington DC, lalu mengirim permintaan tur.

Juru Bicara Gedung Putih Positif COVID-19 padahal Sempat Bertemu Biden

Akan tetapi, Kedutaan Besar Inggris di AS menyangkal informasi tersebut. Menurut mereka, informasi yang diterima dari Kementerian Luar Negeri AS bahwa pengajuan kunjungan tersebut saat ini sedang ditutup untuk sementara. Oleh karena itu, aplikasi kunjungan tidak dapat diproses.

Seorang wisatawan asal London, Julian Eccles, mengaku pernah mengunjungi Gedung Putih selama pemerintahan Obama bersama dengan anak pertamanya pada 2009.

Gedung Putih Masih Wajibkan Pakai Masker di Gedung Federal

Namun, ia kecewa karena sekarang tidak bisa mengunjungi tempat itu lagi. "Sepertinya, ada perpecahan antara Gedung Putih dengan Kementerian Luar Negeri di sini," kata dia.

Pada dasarnya, para wisatawan dari Inggris maupun negara lain dapat mengunjungi US Capitol Building - Gedung Senat dan Kongres - tanpa perlu repot-repot.

Mereka juga bisa melakukan tur ke Departemen Pertahanan (Pentagon) setelah mengajukan permintaan ke kedutaan setempat. Namun, di bawah kepemimpinan Trump, semuanya berubah. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya