Paus Fransiskus Minta Maaf atas Genosida Rwanda

Paus Fransiskus.
Sumber :
  • abcnews.go.com

VIVA.co.id – Paus Fransiskus memohon pengampunan untuk dosa-dosa dan kegagalan gereja dan anggotanya selama terjadinya peristiwa genosida di Rwanda 1994. Ia berharap permintaan maafnya akan membantu Presiden Rwanda menyembuhkan negara tersebut.  

Pertemuan Presiden Jokowi dengan Paus Fransiskus Tengah Dibahas Kemenlu, Menurut Mensesneg

Dalam sebuah pernyataan yang luar biasa setelah pertemuan Paus Francis dengan Presiden Rwanda, Paul Kagame, Vatikan mengakui bahwa beberapa imam Katolik dan biarawati ada yang menyerah pada kebencian dan kekerasan, dan mengkhianati misi penginjilan mereka sendiri dengan berpartisipasi dalam genosida.

Selama 100 hari genosida, lebih dari 800.000 etnis Tutsi dan Hutu moderat dibunuh oleh ekstremis Hutu. Menurut beberapa korban yang selamat, banyak korban tewas di tangan imam, pendeta dan biarawati. Pemerintah Rwanda juga mengatakan banyak yang meninggal di gereja-gereja di mana mereka mencari perlindungan.

Paus Fransiskus Datang 3 September 2024, Bakal Lihat Keberagaman Indonesia

Vatikan menyebut Francis, "menyatakan keinginan bahwa pengakuan yang rendah hati ini kegagalan dari periode itu, yang sayangnya merusak wajah gereja, dapat berkontribusi pada 'pemurnian memori' dan dapat mempromosikan, harapan dan diperbaharui kepercayaan, masa depan perdamaian."

Sebuah pernyataan dari Vatikan menyebut pernyataan maaf dari Paus Fransiskus  menunjukkan rendah hatinya Paus untuk mengakui kegagalan pada periode tersebut yang akhirnya merusak wajah gereja. Vatikan berharap permintaan maaf itu bisa memberi kontribusi dan kembali membersihkan memori warga Rwanda agar masih memiliki harapan dan memperbarui kepercayaan dan masa depan perdamaian.

Kemenag Sebut Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia Pada 3 September

Pernyataan Vatikan ini  mengikuti permintaan maaf resmi yang disampaikan oleh para Uskup Katolik Rwanda tahun lalu. Para Uskup Rwanda meminta maaf untuk semua kesalahan yang dilakukan gereja saat terjadinya genosida di Rwanda.  

Selama bertahun-tahun Gereja Katolik Rwanda selalu menolak upaya oleh pemerintah dan kelompok-kelompok yang selamat untuk mengakui keterlibatan gereja dalam pembunuhan massal. Gereja Katolik selalu mengatakan para pejabat gereja yang melakukan kejahatan bertindak secara individual.

Vatikan mengatakan Francis menyampaikan kesedihan Tahta Suci dan gereja pada umumnya untuk genosida dan menyatakan solidaritas dengan para korban. "Membangkitkan sikap Paus Yohanes Paulus II selama Jubileum Agung Tahun 2000, ia memohon lagi pengampunan Allah atas dosa-dosa dan kegagalan Gereja dan anggotanya," kata Vatikan seperti dikutip dari TIME, 21 Maret 2017. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya