RI-Filipina Akan Punya Rute Khusus Perdagangan

Suasana santai perbincangan Jokowi dan Duterte di Istana Negara, Jakarta.
Sumber :
  • Reuters/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Indonesia dan Filipina, secara resmi akan membuka jalur pelayaran Davao-Bitung melewati General Santos, yang bertujuan untuk mempersingkat waktu tempuh pelayaran ekspor impor, dari lima hari menjadi dua setengah hari.

Mendag Lutfi Dinobatkan Jadi Pemimpin Terpopuler oleh Warganet

Hal ini menjadi fokus utama kunjungan Presiden Joko Widodo ke Filipina pada Jumat mendatang, 28 April 2017.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir mengatakan, peresmian jalur pelayaran ini bagian dari Joint Declaration on Establishment of Sea Connectivity.

Menteri LHK: Pembangunan Tak Boleh Terhenti Atas Nama Deforestasi

Menurut dia, pada mekanisme kerja sama ini kapal-kapal berukuran 500 TEUs yang dapat menampung 500 kontainer berukuran 20 feet.

Meski dalam beberapa waktu terakhir isu keamanan di perairan Davao menjadi sorotan, namun berbagai langkah telah diambil untuk menjaga keamanan maritim.

Menko Luhut Ingatkan Visi Poros Maritim Dunia Harus Terealisasi

"Dengan resminya kerja sama ini, tentu kita mencari mekanisme bagaimana menjaga keamanan maritim bagi kedua negara. Dalam konteks bilateral, kita sudah bekerja sama seperti pemberantasan terorisme dan pertukaran intelijen," kata Arrmanatha, di Jakarta, Selasa 25 April 2017.

Ia pun berharap, melalui kerja sama ini, nilai perdagangan kedua negara semakin meningkat. Sebagai informasi, persentase perdagangan Indonesia dan Filipina, mengalami peningkatan sekitar 32 persen periode 2015-2016.

Beberapa produk Indonesia yang diekspor ke Filipina, antara lain batu bara, suku cadang kendaraan bermotor, kopi, dan teh, serta minuman dan makanan.

Kunjungan Presiden Jokowi ini, merupakan kunjungan balasan atas kedatangan Presiden Rodrigo Roa Duterte ke Indonesia pada September 2016. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya