Terkait ISIS, Puluhan TKW di Hong Kong Diawasi Otoritas

Logo kelompok militan ISIS.
Sumber :
  • Reuters/Alaa Al-Marjani

VIVA.co.id – Kepolisian Hong Kong tengah memantau sekitar 20 orang pekerja rumah tangga asal Indonesia yang diduga terkait dengan kelompok ekstremis ISIS. Belasan TKW lainnya diduga telah meninggalkan Hong Kong.

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Menurut data penelitian dari Institute for Policy Analysis of Conflict yang berbasis di Jakarta, disebutkan bahwa setidaknya 50 pekerja perempuan di Asia Timur telah mengambil bagian dalam diskusi kelompok ekstremis.

Dari jumlah tersebut, 43 di antaranya pada saat ini sedang bekerja atau pernah bekerja di Hong Kong. Pihak Kepolisian setempat telah menghubungi sebagian besar dari mereka yang masih berada di Hong Kong untuk diinterogasi.

Tidak Hanya di Rusia, Ada Deretan Jejak ISIS dalam Aksi Teror di Indonesia

Dari hasil penyelidikan ditemukan bahwa para pekerja tersebut tidak memiliki hubungan secara langsung dengan ISIS. Memang mereka diketahui mendukung ideologi agama tertentu dari kelompok ekstremis namun tidak menunjukkan dalam bentuk tindakan.

"Meskipun mereka hanya simpatisan, polisi masih akan mengawasi mereka," kata sumber di otoritas Hong Kong seperti diberitakan South China Morning Post, Senin, 14 Agustus 2017.

Terkuak Alasan Rusia Kecolongan Diserang ISIS, Meski Sudah Diwanti-wanti AS

Sementara itu, diplomat Indonesia yang berada di Hong Kong, Tri Tharyat secara terpisah mengatakan bahwa pihak konsulat telah mengintensifkan upaya untuk menghentikan orang-orang Indonesia di Hong Kong terlibat paham dan kegiatan radikal.

Ia mengatakan, Konsulat Indonesia telah membentuk mekanisme kerja sama yang intensif dengan otoritas di Hong Kong untuk memerangi terorisme.

Pihak Rusia keluarkan potret pelaku ISIS terorisme di Moskow

Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!

Kelompok teroris ISIS baru saja telah merilis sebuah video teror yang mengancam Rusia dan Presiden Vladimir Putin karena menyiksa para anggotanya saat berada di dalam tah

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024