Menlu Inggris Kecam Keras Aung San Suu Kyi

Aung San Suu Kyi.
Sumber :
  • REUTERS/Valentin Flauraud

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengecam pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi. Ia mengingatkan, sikap Suu Kyi bisa menghancurkan reputasi Myanmar.

Kekejaman Junta Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi Tak Dikasih Makan dan Ditelantarkan Saat Sakit

Johnson meminta Suu Kyi, yang secara de facto adalah pemimpin di negara tersebut untuk "menggunakan kualitasnya yang sudah diakui," agar mengakhiri prasangka mereka pada Muslim di negara bagian Rakhine.

"Aung San Suu Kyi pernah menghadapi tantangan besar di negaranya sendiri. Saya berharap saat ini ia bisa menggunakan kualitasnya yang sudah diakui untuk menyatukan negaranya, untuk menghentikan kekerasan dan mengakhiri prasangka yang menimbulkan sengketa antara Muslim dan komunitas lain di Rakhine," ujar Johnson seperti diberitakan oleh Reuters, 3 September 2017.

Aung San Suu Kyi Sakit, Junta Myanmar Tolak Permintaan Dokter dari Luar

"Sangat penting bahwa ia menerima dukungan militer Burma, dan usahanya untuk mewujudkan perdamaian tak akan frustrasi. Dia dan seluruh warga Burma akan kami dukung penuh untuk ini," ujar Johnson menambahkan.

Inggris telah lama melakukan kampanye  untuk melobi pemerintah-pemerintah Eropa dalam upaya memulihkan hak asasi manusia dan demokrasi di Myanmar. Direktur Kampanye Inggris Burma Mark Farmaner yakin, Boris Johnson bisa melangkah lebih jauh lagi dari ucapannya.

Aung San Suu Kyi Dapat Grasi dari Junta Myanmar

Farmaner mengatakan, harusnya Johnson juga mengkritik panglima tertinggi angkatan bersenjata, Ming Aung Hlaing.

"Tentara Min Aung Hlaing adalah orang-orang yang membunuh ratusan orang Rohingya dan dia adalah satu-satunya orang di Burma memiliki kekuatan untuk memerintahkan tentara untuk berhenti menyerang warga desa Rohingya, menembaki anak-anak dan keluarga yang terbakar yang tinggal di rumah mereka," ujar Farmaner.

Rohingya kembali dilanda krisis. Kali ini disebut sebagai yang terburuk dalam sejarah selama sepuluh tahun terakhir. Krisis yang baru memuncak pada empat hari terakhir ini telah menewaskan ratusan warga Rohingya, membuat ribuan rumah terbakar habis, dan lebih dari 58 ribu warganya melarikan diri.

Pemerintah Myanmar menuding kelompok militan  ARSA berada dibalik penyerang besar-besaran militer Myanmar. Kelompok militan ini mengaku bertanggung jawab atas serangan di 20 titik pos perbatasan. Akibat serangan ARSA, militer Myanmar lalu melakukan serangan balasan dengan membabi buta dan menggunakan kekuatan penuh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya