Pengungsi Rohingya Darurat Medis, Banyak Luka Sudah Infeksi

Pengungsi Rohingya.
Sumber :
  • Medical San Frontiers

VIVA.co.id – Etnis Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh akibat kekerasan saat ini sangat membutuhkan bantuan medis dan kemanusiaan. Situasi buruk sepanjang perjalanan pengungsian membuat kondisi mereka makin mengenaskan.

Pengungsi Rohingya Tetap Dibantu tapi RI Perhatikan Kepentingan Nasional, Menurut Kemenkumham

"Tim kami melihat arus ratusan orang yang datang dari kemiskinan dan sangat trauma, banyak tidak memiliki akses terhadap perawatan medis," kata Pavlo Kolovos, kepala misi Dokter Lintas Batas (MSF) di Bangladesh, melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Kamis 7 September 2017.

Kolovos mengatakan, banyak pendatang Rohingya berharap kebutuhan medis yang sangat serius, sebab cedera karena kekerasan, luka parah yang sudah terinfeksi, bahkan komplikasi obstetrik lanjut.

11 Warga Rohingya Meninggal di Perairan Barat Aceh, Menurut Laporan Imigrasi

Salah satunya adalah seorang pria berusia 49 tahun yang mengaku melarikan diri dari rumah bersama seluruh keluarganya. Nahas, anaknya tertembak saat melarikan diri. Dalam keadaan tertembak, pria itu membawa anaknya ke rumah sakit di Bangladesh dan meninggalkan anggota keluarganya di hutan Myanmar.

"Saya tinggalkan mereka di hutan di Myanmar, di udara terbuka, hanya bersembunyi di sana. Saya belum mendengar lagi kabar dari mereka selama berhari-hari. Saya tidak tahu harus berbuat apa, saya merasa sangat putus asa," ujarnya.

6 Jenazah Diduga Pengungsi Rohingya Kembali Ditemukan di Perairan Aceh

Saat ini, perawat tambahan, bidan, dan dokter telah dibawa untuk membantu merespons. Sementara itu, MSF telah mendirikan bangsal rawat inap kedua di salah satu dari dua klinik yang ada di daerah Kutupalong untuk mengakomodasi peningkatan jumlah pasien.

Dua tim medis mobile baru sedang melakukan penilaian kebutuhan medis dan merawat yang terluka. Selain itu, MSF telah mendistribusikan barang kebutuhan dasar kepada pendatang baru.

"Karena tingkat vaksinasi di negara bagian Rakhine sangat rendah, salah satu prioritas pertama adalah peningkatan kampanye vaksinasi terhadap penyakit campak dan penyakit lainnya bagi pendatang baru," ujar Kolovos.

Warga etnis Rohingya di Rakhine kembali menjadi bulan-bulanan. Serangan militer yang masif dan brutal membuat mereka kabur dari rumah-rumah tempat tinggalnya. Sebagian besar melarikan diri ke Bangladesh. Selama 10 hari sejak insiden pertama meletus, sudah lebih dari 125.000 warga Rohingya tiba di Bangladesh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya