Menlu RI 'Lobi' PBB Agar Perkuat Kerja Sama dengan ASEAN

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan delegasi Indonesia dalam pertemuan di Markas Besar PBB, 23 September 2017.
Sumber :
  • Kementerian Luar Negeri RI / Direktorat Kerja Sama Eksternal ASEAN

VIVA.co.id – Indonesia meminta Perserikatan Bangsa Bangsa untuk memperkuat kerja sama dengan Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) dalam mengatasi masalah-masalah global. Kerja sama ini termasuk meningkatkan kontribusi bagi pasukan penjaga perdamaian PBB dari negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, dan bantuan kemanusiaan bagi pihak yang membutuhkan.

10 Negara Ini Menolak Gencatan Senjata di Gaza, Ada Tetangga Indonesia!

Demikian salah satu hasil penting pertemuan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres, dan Presiden Sidang Majelis Umum PBB. Berlangsung di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, pada 23 September 2017 waktu setempat, pertemuan ini juga diikuti oleh para menteri luar negeri dari sesama negara anggota ASEAN.

Menurut Menlu Retno, kerjasama yang terjalin dengan PBB harus bisa mengantarkan ASEAN untuk selalu menjadi bagian dari solusi atas permasalahan global. “ASEAN-PBB perlu mengimplementasikan secara penuh apa yang telah disepakati dan tertuang dalam Rencana Aksi Deklarasi Komprehensif ASEAN PBB tahun 2016-2020. Rencana aksi tersebut telah dibuat dengan sangat komprehensif karena mencakup pengembangan kerja sama di tiga pilar ASEAN, yaitu pilar politik, pilar ekonomi dan pilar sosial budaya,” kata Retno, seperti yang disiarkan Kementerian Luar Negeri RI kepada VIVA.co.id dari New York hari ini.

Diplomat Perempuan Palestina Lontarkan Pernyataan Menohok ke AS di Sidang PBB

Dia juga menyarankan ekosistem perdamaian, keamanan, dan kemakmuran yang berhasil diciptakan ASEAN selama ini perlu terus diperkuat. Dalam hal ini, terdapat dua usulan konkrit kerja sama ASEAN-PBB.

Pertama, penggunaan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AIPR) untuk memperkuat upaya menjaga perdamaian dan memperkuat rekonsiliasi. Selain itu penguatan kerja sama antar badan sektoral ASEAN dengan lembaga PBB seperti penguatan peran ASEAN Humanitarian Assistance (AHA Centre) di Jakarta dengan United Nations Office for Coordination of Humanitarian Assistance.  

Jaksa Minta Hakim Tolak Eksepsi Ferdy Sambo

“Kerja sama ini diharapkan akan membantu ASEAN dalam merespon berbagai permintaan bantuan kemanusiaan, baik dari sesama negara anggota ASEAN maupun dari luar kawasan dengan lebih baik lagi. Dengan demikian ASEAN akan selalu menjadi bagian dari solusi permasalahan global,” demikian menurut Menlu.
 
Respons PBB

Sementara itu, sebagai Sekjen PBB, Gutteres mengungkapkan bahwa ASEAN selama ini telah menjadi “net peace contributor.” “Negara-negara ASEAN telah menyumpang sekitar 4000 pasukan perdamaian PBB,” ujar dia.

Gutteres juga menekankan perlunya penguatan kerja sama ASEAN-PBB dalam menumbuhkan budaya pencegahan (culture of prevention), termasuk meningkatkan kontribusi dalam pasukan penjaga perdamaian PBB, kerja sama preventing violent extremism, penanganan isu migrasi, serta penanganan isu-isu yang menjadi perhatian internasional, seperti Semenanjung Korea dan situasi di Rakhine State, Myanmar.

Sebelum Pertemuan antara Para Menlu ASEAN dengan Sekjen PBB dan Presiden SMU ke-72 PBB, telah dilangsungkan pertemuan antara para pejabat senior kedua pihak yang membicarakan kemajuan kerja sama dan upaya lanjutan yang dapat dilakukan dalam mengimplementasikan Rencana Aksi Kemitraan Komprehensif ASEAN-PBB (2016-2020).

Pertemuan AUMM merupakan pertemuan tahunan antara Menlu ASEAN dengan Presiden Sidang Majelis Umum PBB dan Sekjen PBB yang telah berlangsung sejak tahun 2010. Pertemuan dimanfaatkan untuk mengevaluasi kerja sama antara ASEAN-PBB serta membahas solusi dan upaya bersama dari berbagai permasalahan yang terjadi baik di kawasan ASEAN maupun di luar kawasan ASEAN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya