- REUTERS/Kevin Lamarque
VIVA – Akun Twitter Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sempat menghilang selama 11 menit pada Kamis malam, 2 November 2017 waktu setempat. Hal itu terjadi setelah seorang karyawan pada hari terakhirnya bekerja di Twitter menghapus seluruh profil Trump.
Sabotase itu terjadi sesaat sebelum pukul 7 malam ketika laporan di media sosial muncul bahwa akun pribadi presiden @realdonaldtrump tidak tersedia. Twitter juga memberikan pesan bahwa pengguna tersebut tidak eksis.
Penyelidikan singkat lalu dilakukan dan Twitter yang mengaku bertanggung jawab atas kesalahan itu. Dalam pernyataannya, perusahaan itu mengatakan bahwa akun Trump secara tidak sengaja dinonaktifkan karena kesalahan salah satu karyawannya alias "orang dalam".
"Kami terus menyelidiki dan mengambil langkah untuk mencegah hal ini terjadi lagi," tulis pernyataan Twitter seperti dilansir Daily Mail, Jumat, 3 November 2017.
Namun dalam pernyataan kedua, Twitter mengonfirmasi bahwa karyawan yang menyabotase akun Trump adalah karyawan yang bekerja pada hari terakhirnya di kantor itu.
"Bahwa ini dilakukan oleh karyawan di bagian pendukung pelanggan di hari terakhirnya bekerja. Kami sedang melakukan tinjauan internal secara penuh," ujar pihak Twitter.
Beberapa saat kemudian, halaman akun yang kerap digunakan oleh Trump itu muncul kembali. Akun Trump yang memiliki 42 juta pengikut telah terbukti menjadi medium penting bagi Trump untuk berkomunikasi di luar pekerjaan formalnya.
Akun Twitter itu juga menjadi saluran utama komunikasi yang digunakan untuk memberi pernyataan termasuk menyerang para kritikus dan pembenci Trump. (ase)
