Disanksi karena 'Main Perempuan' saat Bertugas Kawal Trump

Pagar hitam di sekeliling Gedung Putih.
Sumber :
  • Reuters

VIVA – Tiga personel militer Amerika Serikat dimutasi dari posisi mereka di Gedung Putih karena dituduh berinteraksi tidak pantas dengan wanita asing pada saat ikut bepergian menyertai Presiden Donald Trump dalam perjalanannya baru-baru ini ke Asia.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Tiga personel tersebut diketahui bekerja untuk White House Communications Agency, sebuah unit militer khusus yang membantu menyediakan saluran aman bagi Presiden, Wakil Presiden, Secret Service dan pejabat lainnya untuk berkomunikasi.

Dilansir Straits Times, Rabu, 22 November 2017, pihak militer sedang memeriksa tiga petugas dari Angkatan Darat itu yang diduga telah melanggar jam malam selama kunjungan Trump ke Vietnam pada awal bulan ini.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Mark Wright, Juru Bicara Departemen Pertahanan mengonfirmasi bahwa Pentagon sedang memeriksa perilaku personel itu selama kunjungan ke Vietnam. "Kami mengetahui kejadian tersebut dan sedang diselidiki," kata Wright.

Hal ini terungkap setelah sebelumnya empat personel militer di tim yang sama juga menghadapi tuduhan terkait perilaku mereka dalam perjalanan ke Panama pada Agustus 2017 ketika mengawal Wakil Presiden Mike Pence.

Maskapai AS Desak Gedung Putih Cabut Aturan Tes COVID-19

Empat orang itu, dua dari Angkatan Darat dan dua dari Angkatan Udara bahkan ditahan karena ketahuan membawa wanita asing ke daerah steril saat mereka mempersiapkan kedatangan Pence.

Seorang juru bicara militer mengatakan, sebuah penyelidikan atas kasus Panama telah ditutup dan temuan tersebut telah diteruskan ke pejabat militer senior. Belum diketahui apa yang menjadi kesimpulan akhir atau ada tidaknya tindakan disipliner yang akan dijatuhkan.

Badan Komunikasi Gedung Putih bertugas untuk mencegah penyadapan pada komunikasi Presiden dan memastikan bahwa pejabat Gedung Putih dapat berinteraksi dengan aman di seluruh dunia.

Jika ada anggota layanan tersebut yang terbukti bersalah maka akan menghadapi risiko kehilangan izin operasi, sanksi administratif bahkan diseret ke pengadilan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya