Derita Penghibur di Disneyland, Sakit Saraf akibat Kostum

Ilustrasi Disneyland.
Sumber :
  • Tokyodisneyresort.jp

VIVA – Taman bermain Disneyland sering disebut sebagai salah satu tempat paling menyenangkan di dunia. Namun tempat itu ibarat menjadi mimpi buruk bagi salah satu pekerja wanita yang harus menderita penyakit saraf setelah hampir dua tahun memakai kostum karakter yang berbobot berat untuk menghibur pengunjung.

Manfaatkan Momen Libur Lebaran, Verrell Bramasta Boyong Keluarga Pergi ke Jepang

Dilansir Straits Times, Kamis, 23 November 2017, pekerja kontrak berusia 28 tahun itu diketahui mulai bekerja di Disneyland Tokyo sebagai pemain karakter sejak bulan Februari 2015.

Kejadian ini adalah insiden kedua tahun ini di Tokyo Disney Resort yang terdiri dari Disneyland dan Disneysea. Sebelumnya, seorang pemain akrobat meninggal pada April lalu setelah jatuh dari ketinggian 10 Meter.

Ngeri, Rollercoaster Disneyland Hong Kong Tiba-tiba Berhenti saat Bawa Penumpang

Pekerja wanita tersebut mengaku terkadang harus memakai kostum yang beratnya mencapai 30 Kilogram. Awalnya, dia mulai mati rasa di lengan kirinya sekitar bulan November tahun lalu dan kemudian tangan itu pun mulai sering gemetar.

Namun sulit baginya untuk mengambil cuti karena masih musim liburan yang membuat dia harus tampil di sekitar 50 parade termasuk serangkaian acara Natal. Di parade yang berlangsung selama 45 menit itu, ia kerap harus mengangkat tangan sebagai bagian dari pertunjukan.

Kisah Presiden Korut Kim Jong Un, Palsukan Paspor Negara Ini Demi Bisa Main ke Disneyland

Kondisi pekerja itu memburuk dan dia memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter pada bulan Januari 2017 setelah merasakan sakit akut setiap kali menggerakkan lengan kirinya.

Dia kemudian didiagnosis terkena sindrom toraks yang disebabkan oleh tekanan pada saraf dan pembuluh darah yang membentang dari leher ke lengan.
 
Departemen Tenaga Kerja Jepang kini berulang-ulang mencoba mengkonfirmasi jikalau kondisi si pekerja memang disebabkan oleh tekanan berat terus-menerus pada leher, bahu dan lengannya.

"Ini adalah kasus yang patut disesalkan yang seharusnya tidak pernah terjadi dan kami menganggapnya serius. Kami akan benar-benar memastikan bahwa tindakan keselamatan, termasuk menugaskan pelatih dan memperbaiki kostum akan dilaksanakan," kata pihak Otoritas Departemen Tenaga Kerja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya