VIVAnews - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI memprediksi Jakarta Utara akan tenggelam pada 2030. Bukan tak mungkin jika beberapa tahun berikutnya air akan meluas ke pusat Ibukota. Pasalnya saat ini hampir 50 persen wilayah Jakarta rawan amblas.
Menanggapi kemungkinan itu, anggota Komisi V DPR RI asal Lampung KH Abdul Hakim meminta seluruh pihak terpadu, termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Pemda DKI, hingga Bina Marga, turut mengantisipasi hal tersebut bersama pemerintah.
"Kita membutuhkan teknologi anti banjir. Kondisinya hampir sama seperti di Belanda, permukaan air laut melebihi permukaan tanah. Jika memungkinkan untuk mengantisipasi hal tersebut dengan water dam (bendungan air), kenapa tidak," ujarnya saat dihubungi VIVAnews, semalam.
Seperti dipaparkan Ketua Walhi Ubaidillah sebelumnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan ITB Bandung, ditemui laju penurunan tanah Jakarta meningkat drastis menjadi 18-26 cm per tahun. Jakarta Utara tercatat sebagai daerah dengan peningkatan paling drastis.
Di pihak masyarakat, menurut Abdul Hakim, perlu disosialisasikan pula terkait penggunaan air tanah dengan jet pump (pompa air) dengan bijak. Saat ini penggunaannya sudah sulit terkendali. Padahal, dengan jet pump secara perlahan-lahan akan menurunkan ketinggian tanah.
"Sementara itu, pemerintah dan pihak terpadu lainnya terus mencari solusi yang tepat untuk mengantisipasi tenggelamnya Ibukota. Apapun teknologinya, saya kira harus mulai dikembangkan dari sekarang. Jika memungkinkan pakai water dam atau sejenisnya, kenapa tidak,"
"Sebab, Jakarta menjadi sorotan mata internasional. Meski ada rencana pemindahan Ibukota, tenggelamnya Jakarta tetap akan mencoreng nama Indonesia di mata negara-negara lain," pungkasnya. (umi)