Dam Raksasa

Atasi Penurunan Tanah, DKI Bangun Pabrik Air

Air masuk kedalam terowongan turbin pembangkit listrik Waduk Jatiluhur
Sumber :
  • Antara/ Saptono

VIVAnews - Rencana pembangunan bendungan atau dam raksasa dilakukan untuk mengatasi penurunan tanah atau land subsidence yang mengancam Jakarta tenggelam pada 2025. Penyebab persoalan ini tak lain akibat pengambilan air tanah secara terus menerus.

Guna menghentikan pemanfaatan air tanah yang berlebihan sekaligus mencegah makin dropnya muka tanah di Jakarta, Pemerintah DKI akan segera merampungkan sistem penjernihan air di Jatiluhur.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, masyarakat akan disuplai air bersih yang cukup agar pengambilan air tanah dapat dibatasi. Dia yakin, sistem ini dapat direalisasikan dalam tiga tahun ke depan.

"Kami akan membuat penjernihan air di Jatiluhur bersama pemerintah pusat, semoga dalam tiga tahun akan berfungsi," ujar Fauzi usai menghadiri acara Pertemuan Tingkat Tinggi dengan delegasi Rotterdam di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 8 Februari 2011.

Fauzi menjelaskan, mekanisme penyediaan air bersih itu akan terpusat di Jatiluhur, kemudian air bersih akan disalurkan ke Jakarta sejauh 70 kilometer lebih dengan menggunakan pipa besar.

"Mengendalikan penggunaan air tanah, meski tidak berarti land subsidence dapat dikendalikan. Jakarta akan tenggelam kalau kita tidak melakukan sesuatu," paparnya.

Masalah penurunan permukaan tanah, banyak ditemui di wilayah utara Jakarta. Wilayah yang penurunannya signifikan, sudah diperkuat dengan tanggul guna mengantisipasi meningkatan permukaan air laut.

Selain itu, Fauzi Bowo memaparkan alasannya memilih Belanda sebagai pihak yang diajak bekerjasama menanggulangi banjir Jakarta. Kota Rotterdam dianggapnya memiliki kesamaan dengan Jakarta dalam mengatasai masalah banjir.

Keberhasilan negara kincir angin itu dalam mengatasi masalah ini, membuat Fauzi Bowo tertarik menggandeng para ahli dari Rotterdam untuk mengatasi masalah banjir yang sudah makin parah.

"Belanda memang sangat mumpuni di bidangnya, jadi kita mencari sumber terbaik. Saya keliling ke Belanda, New Orleans, Korea, Cina, Rusia, saya lihat semua proyek di dunia ini, akhirnya saya yakin Belanda kompetitif dan meyakinkan," ungkapnya.

Konsultan Senior Rotterdam Climate Proof, John Jacobs menjelaskan, penelitian awal menunjukkan bahwa karakter tanah di Jakarta dan Rotterdam berbeda. Sehingga cukup sulit apabila bendungan raksasa yang akan dibangun di Jakarta, sama persis dengan yang ada di Rotterdam.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

"Maka dari itu perlu waktu untuk mengkajinya lebih dalam," ujarnya.

Jacobs menuturkan, pada bendungan raksasa itu nanti akan dibuat pintu air yang bisa dibuka-tutup sebagaimana yang kini diterapkan di Rotterdam. Dia hakulyakin dengan pembangunan dam ini, masalah banjir di Jakarta dapat teratasi. (adi)

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024