Alasan Sistem Genap Ganjil Senin dan Jumat

Macet
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Polisi optimis pembatasan kendaraan melalui sistem pelat nomor ganjil genap mampu mengurai kemacetan di Jakarta hingga 50 persen. Dalam tahap ujicoba, nantinya kebijakan itu akan dilakukan selama dua hari dalam satu pekan, yakni hari Senin dan Jumat.

Lalu apa alasan penerapan kebijakan pada hari Senin dan Jumat di Jalan protokol?

Menurut Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa, Senin pagi dan Jumat sore adalah puncak kepadatan di Jakarta. "Di dua hari itu memang durasi kemacetan lebih lama. Jadi cukup efektif jika diterapkan dalam tahap ujicoba," ujar Royke di Jakarta, Selasa 21 Juni 2011.

Royke menjelaskan, Senin pagi kemacetan dimulai mulai pukul 06.30 hingga 10.00 WIB. Sementara hari biasa kemacetan mulai pukul 07.00 WIB hingga 09.30 WIB. Sedangkan hari Jumat kemacetan justru terjadi mulai pukul 16.00 hingga pukul 21.30 WIB.

Kemacetan pada Senin pagi, kata dia, dikarenakan banyaknya masyarakat yang baru memulai aktivitas. Selain itu, warga luar kota yang kos di Jakarta juga masuk ke Ibu Kota pada Senin pagi. Sehingga, kepadatan mulai dari daerah perbatasan hingga ke dalam kota.

Heboh Penemuan Jasad Bayi Sudah Membusuk di Dalam Kaleng Biskuit

Sedangkan Jumat sore lebih disebabkan masyarakat yang akan berakhir pekan atau para pekerja yang kembali ke rumah. "Selain durasinya lebih lama, kepadatan juga terjadi hingga perbatasan Jakarta," jelasnya.

Keyakinan lain, kata Royke juga didasari kesuksesan kota-kota besar dunia seperti Beijing, Cina dan kota besar lain di Eropa yang telah terlebih dahulu memberlakukan sistem itu.

Royke mengungkapkan, untuk menyukseskan kebijakan ini, petugas lalulintas siap mengawasi setiap mobil yang melintas. Namun, lanjutnya, apabila ingin kebijakan ini sukses, pengawasan manual perlu bergeser ke elektronik. "Di luar negeri, mereka sudah pakai chip yang ada di dalam mobil sehingga bisa otomatis terdeteksi sensor," imbuh dia.

Kedepannya, Ditlantas Polda Metro Jaya berkeinginan agar Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) berubah menjadi STNK Elektronik. STNK Elektronik tersebut akan memudahkan pengawasan dalam penerapan sistem ganjil-genap.

"Jika sudah ada STNK Elektronik, maka orang tidak akan bisa memodifikasi platnya. Karena sudah terekam dalam chip nomor platnya. STNK Elektronik itu akan tertempel dengan kendaraan. Kalau dia melintas pasti akan terdeteksi ganjil-genapnya oleh alat sensor," jelasnya.

Namun, pengadaan alat sensor dan STNK elektronik ini masih akan sangat lama. Sebab, kebijakan ganjil-genap kini juga belum didiskusikan secara formal dengan para pemangku kepentingan, termasuk Dinas Perhubungan DKI Jakarta. (eh)

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Penting, 10 Tips Agar Jemaah Haji Tak Tersesat di Arab Saudi

Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024