Menderita Gizi Buruk, Halimah Butuh Bantuan

Halimah Hasifa (4), penderita gizi buruk
Sumber :

VIVAnews - Halimah Hasifa (4), mengalami kelainan pada tubuhnya yang diduga kuat akibat gizi buruk. Karena kondisi orangtuanya yang berasal dari keluarga tidak mampu, membuat anak ke-7 dari pasangan Uum Cahriyah dan Sukatmo tidak pernah ditangani secara serius.

Keluarga yang tinggal di rumah kontrakan dengan luas 3x3 meter di Jalan Ekor Kuning RT 02 RW 04, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, hanya sesekali membawa Halimah ke Puskesmas.

Kondisi Halimah tidak seperti anak pada umumnya. Bahkan dibandingkan dengan adiknya, Intan yang berusia 2 tahun, pertumbuhan Halimah terlihat lebih lambat. Tubuhnya terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Kepala dan perut terlihat membesar, serta giginya keropos.

Halimah hanya memiliki berat badan 9 kilogram. Padahal di usia anak sebayanya, minimal memiliki berat badan 12 kilogram. Halimah nampak lemah. Dia belum bisa berdiri, bahkan untuk duduk pun harus dibantu.

"Untuk berbicara pun hanya bisa ngomong Allahu Akbar dan Bapa. Itu pun baru-baru ini," ujar sang ibu, Uum, Senin, 11 Juni 2012.

Menurut Uum, penyakit yang diderita Halimah sudah terlihat saat anak itu 40 hari. Padahal Halimah lahir dengan normal, berat badannya 3,2 kilogram, hanya saja ada benjolan berisi cairan di belakang lehernya.

"Saya menduga Halimah sakit gara-gara saya mengidap sakit paru-paru saat hamil. Itu sedang parah-parahnya saat hamil," ujarnya.

Hingga usia 40 hari kondisi Halimah terus memburuk, berat badannya turun drastis. Bahkan saat dibawa ke Puskesmas untuk diimunisasi, petugas kesehatan tidak membolehkan, karena berat badan Halimah tidak normal.

Dari usia 40 hari hingga 4 bulan, Uum hanya membawa Halimah ke Puskesmas untuk dikontrol berat badannya dan diberi vitamin, namun tidak ada perkembangan yang signifikan. Hingga pada tahun 2009 saat Halimah berusia 4 bulan, Puskesmas memberikan rujukan agar dibawa ke Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat.

 "Di Rumah Sakit Tarakan hanya satu minggu, lalu dari Tarakan saya disaranin bawa Halimah ke Rumah Sakit Koja. Di Rumah Sakit Koja, Halimah tidak bisa masuk, karena saya tidak punya surat nikah dan kartu keluarga," ujar Uum.

Akhirnya Uum hanya membawa Halimah ke Puskesmas secara rutin hingga kini. Setelah keluar dari RS Tarakan ada bantuan rutin dari Puskesmas Penjaringan. Petugas puskesmas sering datang dan memberikan susu. Tapi itu hanya berjalan enam bulan. Bahkan, jika ada keadaan mendesak Halimah dibawa ke Rumah Sakit Tarakan dengan biaya sendiri.

"Kalau dibawa ke Rumah Sakit saya harus mengeluarkan biaya total Rp100 ribu," kata Uum.

Senin (4/6) lalu, Uum sempat membawa Halimah ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, setelah mendapatkan rujukan dari Rumah Sakit Tarakan. Namun malang nasib Halimah. Menurut dokter yang menangani, Halimah harus melakukan CT scan untuk mengetahui kelainan di kepalanya.  "Biayanya Rp 1,6 juta, dan saya tidak punya SKTM," papar Uum.

Kini Uum sedang menunggu SKTM yang sedang diurusnya. Ia sangat berharap mendapatkan bantuan, agar biaya untuk penyembuhan anaknya bisa lebih ringan. Uum mengaku suaminya hanya bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Sunda Kelapa dengan gaji Rp30ribu per hari.  "Maunya Halimah sehat seperti anak biasanya," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Bambang Suheri mengatakan, kalau pasien benar-benar orang tidak mampu, pasti akan diberikan SKTM sesuai dengan aturan.

"Namun jika memang kondisi anak tersebut membutuhkan pertolongan segera, bisa langsung dilarikan ke Rumah Sakit, nanti SKTM bisa menyusul. Pasien bisa membayar setengahnya, atau seperempatnya, bahkan gratis penuh, jika kondisinya benar-benar tidak mampu," ujarnya.

Pihaknya juga akan menurunkan tim untuk mengunjungi dan melihat langsung kondisi anak tersebut. Bila memang membutuhkan penanggulangan secara langsung, akan segera diatasi. (umi)

Epy Kusnandar Pemeran Kang Mus Preman Pensiun, Ditangkap Polisi Karena Kasus Narkoba
Warga Gaza Antri Untuk Mendapatkan Air Bersih (Doc: The New Arab)

Israel Hancurkan 603 Fasilitas Air di Gaza Selama Perang

Lebih dari separuh fasilitas air di Gaza telah dirusak atau dihancurkan oleh Israel sejak 7 Oktober, atau hancur selama perang Israel di Gaza.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024